BI Punya Prediksi Sendiri soal Suku Bunga Acuan The Fed, Lebih Ngeri

Selasa, 22 Maret 2022 – 06:45 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai Perry membagikan pandangannya terkait kenaikan suku bunga acuan The Fed. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai Perry menyebutkan normalisasi kebijakan di negara maju, termasuk Amerika Serikat sudah mulai berlangsung.

Dia memprediksi pemulihan itu akan lebih cepat dibanding negara lainnya.

BACA JUGA: Efek Kebijakan The Fed, Liat tuh IHSG Hari Ini

"Kita sudah melihat bahwa The Fed sudah mulai menaikkan suku bunga, semula kami perkirakan lima kali kenaikan, tetapi dengan inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, kemungkinan akan mendorong bank sentral AS menaikkan tujuh kali, termasuk bulan ini," ungkap Perry dalam acara Leader's Insight Kuliah Umum BI di Jakarta, Senin (21/3).

Perry menyampaikan kenaikan suku bunga AS akan berdampak pada kenaikan suku bunga global dan persepsi risiko global.

BACA JUGA: The Fed Ketok Suku Bunga Acuan Naik 25 bps, Indonesia Wajib Waspada!

Dia menyebut normalisasi kebijakan tersebut menjadi salah satu tantangan di tengah pola pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia yang tak seimbang.

Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, mempersulit negara berkembang untuk bisa pulih dari pandemi COVID-19.

BACA JUGA: IMF Bicara soal Dampak Tapering The Fed Pada Indonesia, Tak Disangka

"Karena negara berkembang harus mengatasi dampak dari rambatan global, ketidakpastian, dan kenaikan suku bunga itu terhadap arus modal ke negara berkembang," ujar Perry

Selain itu, kenaikan suku bunga acuan The Fed turut membatasi kemampuan negara berkembang dalam merumuskan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masing-masing.

Oleh karenanya, ia menyebutkan normalisasi kebijakan moneter menjadi salah isu yang diangkat dan disampaikan pada Presidensi G20 di Indonesia, terutama mengenai perlunya normalisasi negara maju dikalibrasi secara baik, direncanakan dengan baik, dan dikomunikasikan dengan baik.

Seluruh hal tersebut harus dilakukan agar dampak normalisasi kebijakan pada perekonomian global dan negara berkembang bisa dimitigasi dengan baik.

"Tantangan lainnya adalah dampak panjang 'luka memar' atau scarring effect akibat pandemi dan konflik Rusia dan Ukraina," ujar Perry. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler