jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) meramalkan kinerja penjualan eceran pada September 2022 meningkat.
Adapun optimisme itu terbentuk dari survei penjualan eceran yang mencerminkan Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 200 atau tumbuh 5,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
BACA JUGA: Survei Juni Sebut Penjualan Eceran Melambat, Termasuk Kelompok Mamin
Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen (yoy).
"Peningkatan terutama didukung oleh pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta perbaikan penjualan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, dan kelompok peralatan informasi dan komunikasi," ungkap Junanto seperti dikutip dari laman bi.go.id, di Jakarta, Selasa (11/10).
BACA JUGA: BI Catat Kinerja Penjualan Eceran April 2021 Tumbuh 17,3 Persen
Menurutnya, secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen (month-to-month/mtm), seiring dengan penurunan pada kelompok suku cadang dan aksesori, kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta bahan bakar kendaraan bermotor.
Di sisi lain, pada Agustus 2022, Junanto menyebutkan kinerja penjualan eceran tetap tumbuh positif, yang tercermin dari IPR sebesar 201,8 atau tumbuh 4,9 persen (yoy).
Kinerja positif penjualan eceran ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, di tengah tetap kuatnya pertumbuhan kelompok suku cadang dan aksesori, sub kelompok sandang, serta kelompok barang budaya, dan rekreasi.
Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran pada Agustus 2022 juga tercatat positif 0,8 persen (mtm), setelah mengalami kontraksi 3,1 persen (mtm) pada bulan sebelumnya, terutama ditopang perbaikan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok suku cadang dan aksesori.
"Dari sisi harga responden memperkirakan tekanan inflasi pada November 2022 cenderung stabil dan Februari 2023 menurun," ungkapnya.
Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2022 tercatat 135,4 atau relatif stabil dari 135,3 pada bulan sebelumnya. IEH Februari 2023 tercatat 138,7 atau lebih rendah dari pada bulan sebelumnya sebesar 144,7.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul