BI Suntik Rp 7 T ke Bank Indover

Kamis, 23 Oktober 2008 – 07:30 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akhirnya memutuskan menyelamatkan Bank Indover yang dibekukan di Belanda karena kesulitan likuiditasBI berencana menyuntikkan dana Rp 7 triliun atau EUR 546 juta di salah satu anak usahanya itu

BACA JUGA: Pertamina Garap PLTP

Dana tersebut bakal digunakan untuk membeli semua kewajiban pihak ketiga Indover yang nyaris kolaps akibat dampak krisis global.

Hal itu merupakan hasil rapat tertutup antara BI dan Komisi XI DPR, Rabu (22/10)  malam
Hadir dalam rapat itu Gubernur BI Boediono, Deputi Gubernur Muliaman D

BACA JUGA: Bakrie Telecom Buyback Rp 600 Miliar

Hadad, dan Deputi Gubernur Siti Fadjrijah
Dari pemerintah, hadir Menkeu sekaligus Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati.

Sebelumnya DPR juga menggelar rapat dengan jajaran komisaris dan dewan direksi Indover

BACA JUGA: Fee Based Income Perbankan Turun

Mereka adalah Komut Indover Subarjo Joyosumarto serta dewan direksi Peter van der Voort van Zyp, Chairi Hakim, dan Goegoen RoekawanPerwakilan BI di Belanda Arta Bisman juga hadirNamun, rapat tadi malam belum menemukan kesepakatan apa pun.

Wakil Ketua Komisi XI Endin JSoefihara mengatakan, DPR belum bisa mengambil keputusanMenurut dia, ada UU yang melarang BI melakukan penyertaan modalNamun, penyertaan modal bisa dilakukan asal mendapat lampu hijau dari parlemen karena kondisinya urgen"Tapi, masih akan kita lihat dulu karena infonya belum lengkapDPR harus banyak tahu dulu," ujarnya tadi malam (22/10).

Dia menambahkan, angka yang diajukan bank sentral juga belum final"Itu masih hitungan sementara, hanya kewajiban(Angkanya) bisa lebih besar atau kecil," tuturnya

BI semestinya tidak bisa menyuntikkan danaSebab, UU 3/2004 tentang BI menyebutkan bahwa bank sentral mesti melepas anak usahanyaAnak usaha BI lainnya adalah PT BPUI (Bahana Pembinaan Usaha Indonesia)Namun, dalam dokumen rapat dari BI sebelumnya disebutkan bahwa suntikan dana ke Indover tetap diiringi rencana bisnis yang matang yang bermuara pada divestasi Indover.

Ditanya soal penyuntikan dana, Boediono masih enggan berkomentar"Belum ada keputusan," kata guru besar FE UGM itu singkatSri Mulyani juga tidak memberikan statemen apa pun.

Anggota Komisi XI Dradjad Wibowo mengatakan, penyuntikan dana BI ke Indover mirip bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI)Memang, kata legislator PAN itu, nilainya jauh lebih kecil daripada suntikan BLBI yang bernilai ratusan triliun"Namun, konsekuensi hukumnya samaPresiden harus berani bertanggung jawab," ujarnya.

Karena konsekuensi hukum itulah, mestinya keputusan soal jadi-tidaknya suntikan dana dari BI dicermati terlebih dahuluApalagi, belum ada kejelasan bagaimana sebenarnya kondisi keuangan bank yang sudah berkali-kali hampir diakuisisi bank lokal tapi tak pernah terwujud itu.

"DPR belum tahu pasti soal aset dan kewajiban yang adaJika dilikuidasi, kerugian finansial BI cukup besarKarena itu, sebaiknya presiden saja yang menulis surat kepada DPR, meminta Indover diselamatkan dengan alasan yang jelas," katanya.

Tanpa pertanggungjawaban DPR, sulit bagi parlemen untuk mengambil keputusan merestui rencana penyertaan dana dari BI"Waktu BI menyimpan dana nggak bilang ke DPR, tapi begitu ada masalah langsung datang ke kita," kritik DradjadDalam dokumen rapat, BI menyebut dana cadangan mereka kini cukup kuat sehingga tidak terpengaruh jika menyuntik EUR 546 juta

Sementara itu, manajemen Indover kemarin mengumumkan rencana mencari pinjaman jangka pendek dari pasar uang Eropa dan Arab"Sumber di Eropa ada, Arab ada, tapi saya nggak ingat detailnya," ujar Direktur Indover Belanda Nana Supriana.

Sebenarnya, Indover memiliki kinerja cukup baik sebelum dibekukan otoritas bank di Negeri Bunga Tulip ituManajemen Indover beralasan, turbulensi finansial global membuat bank tersebut kesulitan likuiditas.

Pada Agustus 2008, Indover tercatat membukukan laba EUR 2 juta dengan rasio kecukupan modal (CAR) 18,43 persenPendapatan bunga bersih (net interest income) meningkat 44,3 persen, dan aset juga mendaki 2 persen per bulan.

Namun, krisis finansial global membuat bank peserta transaksi repo mulai mengurangi fasilitas ke IndoverItu karena nilai surat berharga yang dijaminkan merosotMayoritas pemain pasar uang di Eropa juga menahan likuiditasnyaSemua itu membuat kondisi likuiditas di pasar keuangan kian seret

Ambruknya Lehman Brothers, Merrill Lynch, AIG, Fannie Mae, Freddie Mac, dan sejumlah lembaga finansial di pasar global membuat Indover makin kelimpunganBank-bank peserta repo pun enggan memperpanjang likuiditasnyaSelain itu, pasar uang overnight mulai ditutup dan penjualan surat berharga tidak menjadi pilihan bijak karena harganya sudah ambles.

Kemudian pada 19 September, Indover berkirim surat ke BI untuk meminta agar otoritas moneter itu membuka money market agar brankas mereka kembali dibasahi likuiditasNamun, BI menolak surat permohonan anak usahanya itu dengan alasan bank sentral tidak bisa melakukan transaksi pasar uang dengan anak usahanya.

Pada 6 Oktober, likuiditas Indover sangat parah dengan posisi yang tidak dapat ditangani mencapai USD 92 jutaIndover lalu meminta BI berkirim surat ke Bank Sentral Belanda tentang kebutuhan bantuan daruratNamun, BI tidak memberikan surat yang dimaksud ke otoritas bank di Belanda.

Alhasil, Indover dinyatakan gagal bayar (default) atas kewajiban USD 92 jutaPada 7 Oktober, Pengadilan Belanda memutuskan membekukan kegiatan operasional IndoverDana bank pelat merah juga banyak nyangkut di Indover.

Dana BRI, Bank Mandiri, dan BNI, lewat pinjaman antarbank masih tersangkut USD 145 jutaTerakhir, Bank Lippo mengatakan dananya nyangkut USD 5 jutaSelain itu, sejumlah bank nasional masih punya dana yang tertanam di Indover(sof/eri/yun/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Tuntut Disinsentif Produk Impor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler