BI: Utang Luar Negeri Capai USD417,5 Miliar, Masih Sehat?

Senin, 15 Februari 2021 – 13:34 WIB
Utang luar negeri. Foto : Ricardo/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia akhir triwulan IV-2020 mencapai USD417,5 miliar, namun, keadaan tersebut dinilai cukup sehat.

BI menyebutkan, ULN terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD209,2 miliar dan swasta termasuk BUMN sebesar USD208,3 miliar.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Utang Luar Negeri kok Banyak Banget? Perintah Baru Jenderal Andika, Danrem Datangi Baasyir

“ULN Indonesia akhir triwulan IV-2020 tumbuh sebesar 3,5 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 3,9 persen,” demikian keterangan tertulis Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (15/2).

Menurut BI, pertumbuhan ULN Indonesia itu melambat terutama disebabkan perlambatan ULN swasta.

BACA JUGA: Utang Luar Negeri RI Membengkak, Syarief Hasan Pertanyakan Komitmen Pemerintahan Jokowi

BI menjelaskan, pada triwulan IV-2020, ULN pemerintah tercatat sebesar USD206,4 miliar atau tumbuh 3,3 persen secara tahunan atau (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2020 sebesar 1,6 persen (yoy).

Meningkatnya ULN pemerintah, karena terjaganya kepercayaan investor sehingga mendorong masuknya aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

BACA JUGA: FPI Disebut Antek Asing, Aziz Yanuar Singgung Utang Luar Negeri

"Selain itu, penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," katanya.

BI berharap ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 23,9 persen dari total utang.

Kemudian, di sektor konstruksi (16,7 persen), sektor jasa pendidikan (16,7 persen), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,9 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,1 persen).

Selanjutnya, mengenai ULN swasta, lanjut BI, pada akhir triwulan IV-2020 tercatat 3,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,2 persen (yoy).

"Perlambatan ini, karena ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam," ujar BI.

Pada akhir triwulan IV-2020, ULN PBLK tumbuh sebesar 6,4 persen (yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,4 persen (yoy).

"Kontraksi ULN LK tercatat sebesar 4,7 persen (yoy), lebih besar dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat 0,9 persen (yoy)," jelas BI.

BI memaparkan, pangsa terbesar ULN swasta yakni 77,1 persen bersumber dari jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, industri pengolahan, dan pertambangan dan penggalian.

Kendati demikian, BI menyebutkan, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal itu didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Struktur ULN yang sehat tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan IV-2020 yang tetap terjaga pada kisaran 39,4 persen.

"Meski meningkat dibandingkan rasio pada triwulan sebelumnya, sebesar 38,1 persen," katanya.

Selain itu, besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1 persen dari total ULN menjadikan struktur ULN Indonesia sehat.

Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN demi menjaga agar struktur tetap sehat.

"Didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," pungkasnya.(antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler