PROSES evakuasi WNI dari Mesir yang sedang bergolak dianggap lamban oleh sebagian mahasiswa KairoMasalah utamanya, pemerintah hanya mengerahkan satu unit pesawat untuk mengevakuasi sekitar 6.000 WNI itu
BACA JUGA: Kakak Berhasil Bunuh Sadat, Adik Gagal Habisi Mubarak
Dengan kapasitas angkut hanya sekitar 400 orang dua hari sekali, masa pemulangan itu diperkirakan bakal berjalan lebih dari 3 minggu."Padahal, saya sudah menanyakan ke bagian administrasi Al Azhar bahwa kegiatan perkuliahan diperkirakan aktif kembali 15 Februari
Bersama dengan sejumlah mahasiswa lainnya, dia mendaftarkan diri untuk ikut evakuasi sejak awal
BACA JUGA: Oposisi Mesir Belum Satu Suara
Tetapi, hingga kini belum jelas jadwal keberangkatannyaBACA JUGA: Pulang Setelah Dua Hari Telantar di Jakarta
Tetapi, semua berjalan lambanPendaftar lain disuruh bersabar menunggu giliran, yang akan diberitahukan lewat SMS atau internetPendaftaran peserta evakuasi dilakukan lewat dua tahapYang pertama, setiap mahasiswa yang ingin pulang diarahkan untuk mendaftar ke organisasi kekeluargaan setiap daerahMisalnya, untuk Jawa Timur lewat GAMAJATIM, Jawa Tengah KSW, Jawa Barat KPMJB, dan Nusa Tenggara KMNTB
Setelah itu, mereka yang sudah ditetapkan jadwal evakuasinya harus mendaftar ulang di posko pemberangkatan yang ditempatkan di tiga tempatYaitu, kantor konsuler, sekretariat KSW, dan KPMJBMasalahnya, para mahasiswa merasakan kegentingan di Kairo tidak akan pulih dalam waktu dekat.
Hosni Mubarak tidak segera lengser dan skala demonstrasi juga membesarApalagi, partai oposisi utama Ikhwanul Muslimin memasang harga mati untuk tidak mau berdialog dengan pemerintah kecuali Mubarak lengser terlebih dahuluBegitu sebaliknya, pemerintah baru mau berdialog jika demo dihentikan.
Dengan kondisi seperti itu, situasi semakin sulit diprediksi kapan berakhirDampaknya, para mahasiswa harus menerima getahnya dalam menjalani kehidupan sehari-hariTerutama, faktor keamanan dan seretnya aliran keuangan, serta mahalnya harga barang-barang"Memang, sejumlah toko sudah mulai buka, tapi baru setengah-setengah," paparnyaKebanyakan buka hanya untuk menghabiskan barang habis pakai agar tidak kedaluwarsaJumlahnya pun terbatas dan tidak komplet.
Karena berebut, harganya melambung gila-gilaan hingga 4"5 kali lipatMulai harga beras, telur, daging ayam, mi, minyak, dan berbagai kebutuhan pokok lainnyaBahkan, kartu pulsa telepon pun ikut naikMereka berharap, ada bantuan logistik dari pihak KBRI sebagaimana dijanjikan, tetapi hingg kini belum ada.
Sementara bantuan dana dari lembaga amal pendidikan yang biasanya diberikan sebesar 100 LE per bulan pun dihentikan sejak DesemberBegitu pula, beasiswa yang besarnya sekitar 300 LE juga belum keluar hingga kiniPihak administrasi kampus hanya menjanjikan tanpa memberikan kepastian.
Sebenarnya, jika evakuasi bisa dilakukan lebih cepat, para mahasiswa akan merasa lebih tenangSelain menghindari situasi yang tidak pasti dan risiko huru-hara yang terus berlangsung, mereka bisa menata persiapan menghadapi ujian yang akan berlangsung Mei.
Angkutan kota sebenarnya sudah ada yang mulai beroperasi untuk kawasan tertentuMereka memasang tarif lebih mahal daripada biasanyaSejumlah petugas militer yang berjaga menggantikan polisi sering mengingatkan sopir agar tidak menaikkan biayaMeski begitu, jika menjelang malam, para sopir itu kembali manaikkan tarifYang tidak mau membayar dengan harga itu tidak akan diangkut.
Melihat berbagai kerawanan tersebut, dikhawatirkan situasi Mesir memburuk kembaliTerutama jika tidak tercapai kesepakatan antara pemerintah dan para demonstranTermasuk ketika Omar Suleiman, wakil presiden yang baru diangkat oleh Mubarak, diajukan sebagai alternatif pemimpin masa transisi hingga SeptemberSebab, sesungguhnya masyarakat Mesir sangat membenci dia selama bertahun-tahunDialah orang kedua yang dianggap paling bertanggung jawab terhadap penderitaan rakyat Mesir di bawah rezim militeristis yang memerintah dengan tangan besi selama ini.
Karena itu, bagaimanakah solusi evakuasi yang diharapkan para mahasiswa Kairo? Tampaknya cukup sederhana: kirimkan pesawat angkut yang lebih banyak, jangan cuma satu seperti sekarang....!
Sementara itu, isak tangis Nur Zubaidah pecah di depan terminal kedatangan domestik Bandara Juanda kemarin (5/2)Dua putrinya, Nafisah Fattah dan Nining Hasanah Fattah, pulang dengan selamat dari MesirKeduanya langsung menghambur ke pelukan sang bunda disaksikan para pengunjung Bandara Juanda.
Kedatangan kakak beradik itu memang sangat dinanti keluargaDi tengah situasi yang memanas di Mesir, mereka berhasil dipulangkan oleh pihak KBRI setempatMereka berangkat dari Mesir pada Kamis dini hari WIB (3/2)Setiba di Indonesia, mereka langsung dibawa ke Asrama Haji Pondok Gede bersama WNI yang lain.
Menurut Fattah, ayah Nafisah dan Nining, dua putrinya itu lima tahun terakhir kuliah di Universitas Islam Al Azhar, MesirSelama di Mesir, mereka tinggal di Nasr City, timur ibu kota Mesir, Kairo"Mereka tinggal di apartemen," ujarnyaNafisah mengambil jurusan ushuluddin, sedangkan adiknya, Nining, mengambil jurusan syariah di Al AzharKeduanya sudah menyelesaikan kuliah"Tinggal mengambil ijazah saja," terang Fattah
Sejak suhu politik di Mesir memanas pada 25 Jauari lalu, ungkap Fattah, dirinya terus berusaha berkomunikasi dengan dua putrinya tersebut"Hampir tiap jam saya telepon mereka atau mereka yang telepon ke sini," terang warga Manukan Mukti ituSetiap menelepon diwarnai isak tangis
Menurut pria 50 tahun itu, dirinya khawatir saat hubungan komunikasi dengan Mesir putus dua hari, yakni pada 28-29 Januari lalu"Saya takut kejadian di Jakarta pada 1998 dialami mereka di sana," tuturnyaLantas, dia berupaya memulangkan dua putrinya itu.
Kepulangan Nafisah dan Nining baru diketahui keluarganya Jumat lalu (4/2)"Setelah salat Jumat, saya ditelepon pihak imigrasi, rasanya ingin loncat kegirangan waktu itu," ujarnyaKepulangan keduanya ke Surabaya juga sempat tertundaAwalnya, mereka dijadwalkan tiba di Surabaya pukul 12.55Namun, mereka baru tiba pukul 16.59.
Begitu keluar dari terminal kedatangan domestik, isak tangis pun pecahDua mahasiswi itu pun menghambur ke pelukan dua orang tuanyaNamun, mereka tak bersedia menjawab seluruh pertanyaan wartawanNafisah hanya menjawab singkat, "Saya senang sudah pulang." Kemudian, dia beserta rombongan keluarganya bergegas menuju mobil yang telah menunggu"Mohon maaf Mas, masih capai," ujar Nafisah.
Jubir Kementerian Luar Negeri RI Michael Tene terkait evakuasi WNI asal Surabaya maupun Jatim yang berada di Mesir belum bisa dikonfirmasiSebelumnya, pihak Satgas Evakuasi Kemenlu di Mesir mengalami kendala mengumpulkan WNI dari rumah menuju ke titik-titik penampungan yang berlanjut ke bandara"Kami tidak pegang data," ujarnya.
Para WNI diboyong mulai Selasa (1/2)Pada hari itu, ribuan WNI dari berbagai daerah tiba di Jakarta menggunakan tiga pesawat milik Garuda (Boeing 747-400), Lion Air (Boeing 747-400), dan Batavia (Airbus A320)Setelah tiba di Jakarta, mereka bertolak ke daerah masing-masing.
Menurut Wagub Saifullah Yusuf, warga Jatim di Mesir mencapai 16 ribu jiwaDari sekian itu, 90 persen berstatus pelajar dan mahasiswa dari pesantren yang menuntut ilmu di beberapa kotaSalah seorang di natara mereka itu keponakan Wagub"Dia kuliah di Al Azhar," ujar Saiful.
Meski mayoritas mahasiswa laki-laki enggan pulang karena khawatir di-dropout (DO), pihaknya tetap berkoordinasi dengan kedubesPihaknya dalam kunjungan kerjanya ke Mesir tahun telah bekerja sama dengan KBRI terkait pembangunan asrama mahasiswa asal Jatim di Kairo(*/byu/zul/sep/c4/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Jadwal Pemulangan WNI asal Luar Jawa
Redaktur : Tim Redaksi