BACA JUGA: Oposisi Mesir Belum Satu Suara
Sementara itu, si sulung dikenal sebagai pemimpin kelompok oposisi Islam anti mendiang Presiden Anwar Sadat.SEIRING bergulirnya revolusi di Mesir, dunia teringat pada sosok Khalid Al Islambouli
BACA JUGA: Pulang Setelah Dua Hari Telantar di Jakarta
Alasannya memang tidak terlalu politisBACA JUGA: Inilah Jadwal Pemulangan WNI asal Luar Jawa
Kebencian Khalid memuncak saat Sadat meneken Kesepakatan Kamp David yang menguntungkan Israel."Saya sudah membunuh firaun," seru Khalid begitu melihat Sadat bersimbah darahPemimpin 62 tahun itu tewas setelah tertembus 37 peluruYang paling mematikan adalah peluru dari senapan KhalidSebab, saat itu dia berada tepat di hadapan SadatTak lama setelah menghabisi Sadat, Khalid diringkus petugasDia lantas ditahan dan menjalani proses hukumAkhirnya, dia mengembuskan napas terakhir di hadapan regu tembak pada 15 April 1982 dalam usia 27 tahun.
Saat itu sebenarnya Khalid tidak bertugas mengamankan parade untuk memperingati kemenangan Mesir dalam Perang Yom Kippur 1973"Sebenarnya, Khalid Al Islambouli tidak bertugas dalam parade hari ituKebetulan, saat itu dia menggantikan salah seorang personel Brigade Artileri ke-333 yang tiba-tiba berhalangan," terang Wikipedia dalam laporan online-nya.
Konon, Khalid beraksi setelah mendapatkan restu dari Omar Abdel RahmanRahman adalah ulama radikal yang cukup tenar di MesirBelakangan dia terbukti ikut mendalangi pengeboman World Trade Center di Amerika Serikat (AS) pada 1993Dalam aksi pada 6 Oktober 1981 itu, Khalid berperan sebagai ketua tim pencabut nyawa, dibantu 23 rekannya.
Aksi Khalid bermula saat beberapa pesawat tempur Mirage milik Angkatan Udara (AU) Mesir melakukan manuver udaraBersamaan dengan itu, Khalid dan timnya beraksi dari atas truk yang mengangkut merekaKetika itu truk sedang melintas di depan panggung kehormatan, tempat Sadat dan beberapa tamu negara dudukKonon, Khalid nekat menerobos empat lapis pasukan dan delapan pengawal pribadi yang melindungi Sadat.
Dalam sekejap mata, Khalid tiba di depan SadatPresiden yang terkejut pun langsung berdiriDia mengira, Khalid akan memberikan salam militer kepadanyaTapi, betapa kagetnya SadatYang dia dapati ternyata tiga granatSatu di antara tiga granat itu meledakSadat pun tumbangTidak sampai di situ, begitu melihat sasaran utamanya tak berdaya, Khalid dan timnya memberondong Sadat dengan tembakan.
Parade 6 Oktober itu pun mendadak kacauSadat terkapar dan tewas di tempat, setelah timah panas Khalid menembus jantungnyaInsiden dua menit tersebut berakhir dengan tertangkapnya KhalidDia lantas digiring ke kantor polisi untuk menjalani interogasiKendati aksi nekatnya harus dibayar di hadapan regu tembak, Khalid sukses menggelorakan semangat perlawanan di dada kaum oposisiBukan hanya di Mesir, tapi juga di belahan dunia lain.
Saat Sadat meregang nyawa di panggung kehormatan sekitar 29 tahun lalu itu, Hosni Mubarak berada di sampingnyaKetika itu, tokoh 82 tahun tersebut menjabat wakil presidenDia pun sempat berhadapan dengan Khalid"Menyingkir dari hadapankuSaya hanya ingin menghabisi anak anjing ini," hardik Khalid seraya mendorong Mubarak yang berada di dekat Sadat.
Dalam sidang, Khalid mengatakan bahwa alasannya membunuh Sadat bukan semata-mata karena tanda tangan yang dia bubuhkan dalam dokumen Kesepakatan Kamp DavidTapi, dia juga kesal karena pasukan Sadat menangkap kakaknya yang menjadi pemimpin kelompok oposisi Islam radikal di Mesir.
Setelah Sadat tewas dan Khalid meregang nyawa di hadapan regu tembak, kembali muncul kisah keluarga IslambouliPada 22 Juni 1995, Mohammed berusaha menghabisi nyawa Mubarak yang saat itu sudah menjabat presidenKali ini, percobaan pembunuhan tersebut terjadi di EtiopiaSayang, tidak seperti Khalid yang sukses menghabisi targetnya, aksi Mohammed gagalPeluru yang dia muntahkan dari senjatanya hanya mampu melukai Mubarak.
Kendati demikian, kekompakan Islambouli bersaudara telah menginspirasi kelompok-kelompok radikal di beberapa negaraDi antaranya yaitu Brigade Al Islambouli Pakistan yang disebut berafiliasi dengan Al Qaidah, serta Brigade Al Islambouli Chechnya di RusiaPada 31 Juli 2004, Brigade Al Islambouli Pakistan melancarkan percobaan pembunuhan terhadap Shaukat AzizSedangkan Brigade Al Islambouli Chechnya mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom pada dua pesawat Rusia pada 24 Agustus 2004(hep/c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 200 WNI Luar Jawa Dipulangkan ke Daerahnya
Redaktur : Tim Redaksi