Bicara Bahasa Jawa Setiap Hari demi Film Kartini

Kamis, 06 April 2017 – 07:10 WIB
Para pemain film Kartini. Foto: Jawa Pos

jpnn.com - Satu lagi kisah hidup pahlawan nasional kita diangkat ke layar lebar. Film biopik Kartini karya Hanung Bramantyo dijadwalkan dirilis 19 April mendatang.

Aktris Dian Sastrowardoyo terpilih memerankan karakter pejuang emansipasi perempuan itu. Sedangkan pemeran adik-adiknya adalah Ayushita (Kardinah) dan Acha Septriasa (Roekmini).

BACA JUGA: Hanung Garap Ulang Jomblo

Kemarin, Rabu (5/4) saat konferensi pers di Plaza Indonesia, ketiganya kompak mengenakan kebaya. ’’Sampai sekarang kami terbawa aura-aura khas perempuan Jawa tempo dulu,’’ kata Dian.

Dalam film arahan Hanung Bramantyo itu, Kartini dan dua adiknya memang diceritakan sebagai bangsawan Jepara (Jawa Tengah) dan bersikap layaknya perempuan terpandang. Berbicara dengan bahasa Jawa halus, mengenakan kain, menyanggul rambut, dan berjalan sambil jongkok merupakan kewajiban.

BACA JUGA: Jadi Sutradara Terbaik, Hanung Janji Temani Sang Istri

’’Pokoknya, selama proses reading, kami juga belajar tentang adat dan bahasa Jawa supaya lebih menghayati,’’ ujar Acha.

Ayushita yang memang berdarah Jawa mengaku tidak kesulitan. Dia memang tumbuh besar di lingkungan dengan budaya Jawa.

BACA JUGA: Memang Kenapa Bila Aku Perempuan?

’’Pas kecil, saya juga terbiasa ngomong bahasa Jawa,’’ ungkapnya. Demikian pula Adinia Wirasti, pemeran kakak Kartini, Sulastri. ’’Saya sehari-hari kalau ngomong ya terbilang medok,’’ ujar Asti, lantas tertawa.

Berbeda halnya dengan Dian dan Acha. Acha merupakan keturunan Minangkabau, sedangkan Dian sejak kecil hidup di ibu kota. ’’Orang tua saya pun besar di Jakarta. Untung dibantu Mas Hanung yang asli Jawa dan paham budayanya,’’ kata Acha.

Demikian pula yang dialami Denny Sumargo, pemeran Slamet, kakak laki-laki Kartini. Denny yang merupakan keturunan Tionghoa-Padang sama sekali clueless bahasa Jawa.

’’Makanya, pas diajak Mas Hanung main, saya agak ragu. Tapi, menurut saya, ini tantangan untuk bisa akting sebagai laki-laki Jawa ningrat,’’ ungkap mantan pemain basket itu.

Dian sebagai pemeran utama tak tinggal diam. Selama proses pendalaman karakter, Dianlah yang mengajak seluruh cast untuk berbicara dengan bahasa Jawa atau berlogat Jawa.

’’Pokoknya harus bisa. Sebab, sebagian besar dialog kami dilakukan dalam bahasa Jawa,’’ tegas Dian.

Tidak hanya sulit berbicara bahasa Jawa, para cast pun cukup sulit melakukan adegan budaya Jawa lain. Misalnya, ketika Dian, Ayu, dan Acha harus berjalan jongkok dengan mengenakan bawahan kain batik.

’’Kami benar-benar latihan khusus untuk itu. Bahkan, ada kain yang sampai robek karena kami salah posisi jalan,’’ ungkap Dian, lalu tertawa.

Memasang sanggul pun harus dilakukan sendiri agar semakin menghayati peran. ’’Awalnya kami dibantu tim make-up. Tapi, kemudian kami pakai sanggul sendiri supaya terbiasa dengan gaya hidup perempuan Jawa klasik,’’ kata Asti. (len/c5/ayi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rumah Zaskia Mecca Dijaga Tentara Bersenjata


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler