Bicara di Acara NGOPI, HNW Ungkap Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam di Indonesia

Minggu, 16 Juli 2023 – 10:35 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (dua dari kanan) saat menjadi narasumber di acara Ngobrol Pendidikan Islam (NGOPI) bersama Kanwil Kemenag DKI Jakarta yang dihadiri ratusan pimpinan dan anggota Ikatan Guru Raudhatul Athfal Jakarta Pusat, Jumat (14/7). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengungkapkan perkembangan pendidikan Islam yang menggembirakan di Indonesia.

Dia menilai pendidikan Islam saat ini mampu bersaing dengan pendidikan umum dan diminati masyarakat.

BACA JUGA: Terima Pimpinan PPMI Mesir, HNW: Perlu Disiapkan SDM Berwawasan Luas

Terbukti, dari 5 besar sekolah dengan nilai ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) tertinggi 2022, peringkat pertama diraih MAN Insan Cendekia Serpong dan nomor 4 MAN Insan Cendekia Pekalongan.

"Artinya madrasah terbukti bisa bahkan lebih unggul dari sekolah pendidikan umum. Ini harus jadi motivasi dan inspirasi untuk semua pengelola pendidikan Islam, termasuk organisasi dan guru-guru Raudhatul Athfal,” kata HNW yang akrab disapa.

BACA JUGA: Terima Delegasi Pimpinan PAS, HNW: Untuk Perkuat Hubungan Indonesia-Malaysia

HNW menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber di acara Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DKI Jakarta dan ratusan pimpinan dan anggota Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Jakarta Pusat, Jumat (14/7).

Legislator dari Dapil DKI Jakarta II itu pun mengingatkan kesuksesan tersebut tidak datang dalam sekejap waktu.

Dia mencontohkan MAN Insan Cendekia yang didirikan BJ Habibie pada 1996 lalu.

25 tahun kemudian, upaya tersebut berbuah manis dengan terus hadirnya generasi-generasi unggul dari lembaga pendidikan tersebut.

“Artinya pengelola lembaga pendidikan Islam harus bersikap sabar dan ulet, sambil terus optimis dan berpikir jangka panjang. Baru setelah 20 tahunan semenjak didirikan, MAN Insan Cendekia menghadirkan hasil pendidikan yang unggulan," papar HNW.

Menurut HNW, jika pembelajaran di masa ini, termasuk di Raudhatul Athfal disikapi dengan penuh kepedulian dan terus mengembangkan diri akan berbuah manis pada 20-30 tahun ke depan.

"20 atau 30 tahun ke depan bisa menghadirkan generasi emas, tepat ketika Indonesia memasuki satu abad kemerdekaannya," ujar politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

HNW meyakini peluang pendidikan Islam untuk berkontribusi positif sambut generasi emas yang akan bertemu dengan peringatan 100 tahun Indonesia Merdeka sangatlah ada.

"Apalagi ideologi negara, sila pertama Pancasila serta konsitusi UUD 1945 (pasal 31) sangat bisa dijadikan rujukan untuk maksimalkan peluang hadirkan pendidikan agama (Islam) yang berkualitas tersebut,” tambahnya.

Namun, HNW juga menyoroti beragam tantangan yang harus menjadi perhatian para guru dan siapapun yang peduli dengan pendidikan agama.

Mulai soal moral peserta didik yang semakin mudah dirusak dengan hadirnya beragam kampanye negatif secara digital, seperti kampanye LGBT, games berlebihan, dan pergaulan bebas.

Selain itu, beberapa kebijakan yang justru tidak akomodatif terhadap pendidikan Islam, misalnya minimnya alokasi APBN, upaya menghapuskan frasa agama dari peta jalan pendidikan, dan hilangnya tokoh-tokoh umat Islam dari kamus sejarah.

HNW menegaskan dirinya bersama Fraksi PKS di DPR RI terus mengawal agar ekosistem kebijakan nasional senantiasa berpihak pada pengamalan Pancasila dan UUD 1945 agar pendidikan, termasuk pendidikan agama Islam tetap dapat dihadirkan dengan cara yang baik dan benar.

"Sehingga selalu bisa jadi alternatif solusi dan yang terbukti unggul menghadirkan generasi muda berkualitas yang diharapkan dapat berkontribusi wujudkan cita-cita Indonesia Merdeka pada saat nanti mereka memperingati 100 tahun kemerdekaan Indonesia,” harapnya.

Acara NGOPI yang mengangkat tema 'Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam Menuju 1 Abad Indonesia Merdeka' tersebut turut dihadiri Kepala Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta Cecep Khairul Anwar beserta jajaran.

Selain itu juga hadir 2 narasumber pakar pendidikan Islam, yakni Rahmad Hidayat dan Itang Rusmana.

Ketua IGRA Jakarta Pusat Fitri Ratnaningsih, mengapresiasi kegiatan NGOPI sebagai bentuk pelatihan yang dibutuhkan guru untuk terus berkembang.

Dia berharap dukungan kebijakan bagi lembaga pendidikan Islam bisa terus meningkat.

Menurut Fitri, RA atau PAUD adalah gerbang pertama pendidikan bagi seorang anak yang bisa turut membentuk masa depannya.

"Kami apresiasi Pak Hidayat yang terus berupaya hadirkan dukungan kebijakan untuk RA dan pendidikan Islam, baik dalam hal infrastruktur kelembagaan maupun kesejahteraan para guru,” ucap Fitri. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler