Bicara di Hadapan Joe Biden Cs, Jokowi Sampaikan Sikapnya soal Perang Rusia-Ukraina, Apa Itu?

Sabtu, 14 Mei 2022 – 13:49 WIB
Presiden Jokowi pada KTT Khusus ASEAN-AS yang digelar di Departemen Luar Negeri AS, Washington DC, Jumat (13/5). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, WASHINGTON DC - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak secara tegas invasi Rusia terhadap Ukraina. Jokowi menyerukan untuk menghentikan perang di Ukraina sekarang juga.

Menurut Jokowi, perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia.

BACA JUGA: Jokowi Sebut Proyek Ini Butuh Investasi USD 367 Miliar, Lihat Siapa Menteri di Belakangnya

Kenaikan harga pangan, energi, dan inflasi telah terjadi, sangat memperberat perekonomian dan memperlambat pencapaian SDGs di negara berkembang dan kurang berkembang.

“Saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi Covid-19, dunia menghadapi masalah baru, perang di Ukraina. Saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. Saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka,” ujar Presiden Jokowi pada KTT Khusus ASEAN-AS yang digelar di Departemen Luar Negeri AS, Washington DC, Jumat (13/5).

BACA JUGA: Di Hadapan Wapres AS dan Pemimpin Negara ASEAN, Jokowi Nilai Proyek Ini Perlu Digarap Bersama

Presiden juga mengatakan perang di Ukraina telah melemahkan multilateralisme dan berpotensi memecah belah hubungan antarnegara.

“Perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Dunia tidak memiliki pilihan lain kecuali menghentikan perang sekarang juga. Setiap negara, setiap pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan enabling environment agar perang dapat dihentikan, perdamaian dapat terwujud,” tegas presiden.

BACA JUGA: Prabowo-Puan Punya Komitmen Melanjutkan Program Jokowi

Pertumbuhan ekonomi, menurut Jokowi, juga memprihatinkan. IMF menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi di emerging and developing Asia sebesar 0,5 persen pada 2022 dan 0,2 persen pada 2023.

Dan Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hingga 1,2 persen.

“Bagi sebagian anggota ASEAN kenaikan sepuluh persen dari harga minyak akan berdampak menurunnya pendapatan nasional sebesar 0,7 persen dan kenaikan harga gandum akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar satu persen,” jelas presiden.

Eks gubernur DKI Jakarta itu mengulangi lagi apa yang telah disampaikan pada pertemuan dengan Kongres.

“Bahwa lebih dari lima dekade, ASEAN terus membangun arsitektur keamanan yang inklusif, mengedepankan paradigma kolaborasi, mendorong habit of dialogue dan rules based order. Spirit yang sama kami dorong di Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” jelas presiden.

Dalam KTT Khusus yang dihadiri oleh Presiden Joe Biden dan juga pemimpin negara-negara ASEAN tersebut, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif Amerika melalui Indo Pacific Economic Framework (IPEF).

“Tentu kerja sama di bawah IPEF harus inklusif. Saya harapkan sinergi antara IPEF dengan pelaksanaan prioritas kerjasama di AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific)," ucap Presiden Jokowi.

Saat Indonesia menjadi ketua ASEAN tahun depan, Presiden Jokowi juga menyampaikan rencananya melakukan Indo Pacific Infrastructure Forum.

“Saya berharap partisipasi Amerika Serikat dalam forum tersebut,” pungkas presiden.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT Khusus ASEAN-AS, yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Khalifa Meninggal Dunia, Luhut: Sosoknya Mirip Jokowi


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler