jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menampik tegas sejumlah tudingan yang menyebut telah terjadi tawar-menawar antara dirinya dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Beredar kabar, tawar-menawar itu diduga sebagai cara bagi SBY untuk meminta jatah jabatan bagi partainya dalam pemerintahan Jokowi nanti.
Namun, SBY menepis anggapan itu. Bahkan, SBY menegaskan bahwa dirinya tidak akan melakukan tindakan memalukan demi posisi.
BACA JUGA: Sarankan Jokowi Pilih Menkominfo Berlatar Belakang Wartawan
"Saya memang dengar sejumlah pengamat, sejumlah politisi, dan kalangan masyarakat yang berspekulasi seperti itu. Tidak. Itu memalukan, untuk urusan negara lantas kita dagang sapi," tegas SBY dalam wawancara di kanal YouTube.
SBY mengklaim pihaknya tidak gila jabatan dan kekuasaan sehingga harus melakukan transaksi dengan Jokowi. Presiden RI dua periode itu justru mempersilakan Jokowi mengambil kebijakan terkait BBM.
BACA JUGA: Pilkada Langsung Dinilai Mekanisme Demokrasi yang Ideal
Bahkan, SBY menegaskan bahwa dalam pertemuannya dengan Jokowi di Bali, beberapa waktu lalu tidak dibicarakan soal tawar-menawar itu. Alasannya, PD tidak haus kekuasaan.
"Saya tahu politik itu kompromi, take and give. Tapi tidak seperti itu. Demokrat tidak haus kekuasaan. Kami pernah pimpin di pemerintahan. Urusan naikkan BBM bayangkan kalau dibarter dengan iming-iming jabatan, itu memalukan. Kami rasional," tandas SBY.(flo/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Bakal Dibantu 34 Menteri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok: Suara Gerindra Berapa?
Redaktur : Tim Redaksi