Pilkada Langsung Dinilai Mekanisme Demokrasi yang Ideal

Senin, 15 September 2014 – 22:07 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Peneliti politik dari Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Taftazani mengatakan, tidak ada sistem politik yang benar-benar ideal.

Karena itu menurut Taftazani, proses demokrasi harus terus-menerus dilakukan agar partisipasi rakyat meningkat.

BACA JUGA: Jokowi Bakal Dibantu 34 Menteri

"Dalam kerangka mendorong partisipasi rakyat terhadap proses demokrasi meningkat, salah satu cara yang ideal adalah Pilkada langsung," kata Taftazani, saat diskusi ‘Quo Vadis Pemilukada’, di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (15/9).

Kalau selama ini Pilkada langsung dinilai lebih banyak madharatnya, menurut dia, semua pihak harus terus berusaha meminimalisir sisi kemudharatan tersebut.

BACA JUGA: Ahok: Suara Gerindra Berapa?

“Apa pun pilihan politik dan demokrasi itu tetap saja ada resikonya dan siapa pun, tidak bisa mengklaim bahwa sebuah sistem politik atau demokrasi adalah yang terbaik," jelasnya.

Karena itu, dia meminta DPR agar dalam merevisi RUU Pilkada, dirumuskan aturan-aturan yang bisa memperbaiki sistem pemilihan langsung itu.

BACA JUGA: Jokowi Pertahankan Posisi Menko dan Wamenlu

"Masalahnya, kita juga tidak melihat upaya yang bersungguh-sungguh dari partai politik untuk memperbaiki kelemahan sistem politik dan demokrasi yang ada. Yang dipertontonkan sisi pro dan kontranya saja. Ini sesungguhnya juga tidak baik untuk pendidikan demokrasi," pungkasnya.(fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KMP Ditantang Buat Daftar Keburukan Pilkada Langsung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler