jpnn.com - TARAKAN - Bangsal pengolahan rumput laut Dinas Keluatan dan Perikanan (DKP) Kota Tarakan di Binalatung, Kelurahan Pantai Amal sudah siap dioperasikan. Namun saat ini DKP sedang tahap perencanaan metode pengelolaan yang akan digunakan. Sebelumnya yang menjadi permasalahan adalah energi listrik.
Kepala Bidang Usaha Perikanan dan Kelautan DKP Tarakan, Husna Ersan Dirgantara mengatakan, ada beberapa opsi metode pengelolaan bangsal tersebut. Tetapi masih akan dirapatkan dengan Wali Kota Tarakan untuk menentukannya. Seperti dengan dibentuknya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), dikelola Perusahaan Daerah (Perusda), diserahkan ke pihak ketiga atau dikelola pihak swasta langsung.
BACA JUGA: Polisi Usut Guru Jual Kunci Unas Rp 200 Ribu
“Kalau pengelolaannya dengan pihak swasta maka sistem yang digunakan adalah sistem bagi hasil, tapi kami mengharapkan jika bekerjasama dengan pihak pengelola bukan hanya untuk mencari keuntungan semata. Namun juga diharapkan pihak pengelola dapat bekerjasama dengan pihak pembudidaya rumput laut tersebut agar dapat meningkatkan hasil produksi dan mutu dari rumput laut tersebut agar dapat meningkatkan kesejahteraan dari pembudidaya,” ungkap Husna kepada Radar Tarakan (Grup JPNN.com).
Saat ini, sudah ada beberapa pengusaha yang mengajukan diri ke DKP untuk mengelola bangsal tersebut. Tetapi DKP belum memutuskan sebab masih harus melakukan rapat dengan wali kota dan pengusaha yang mengajukan permohonan tersebut. Sampai Maret lalu, sudah ada sebelas pengusaha yang mengajukan. Mereka ada yang berasal dari Tarakan, juga dari Surabaya dan Jakarta. Bahkan ada yang dari negara Malaysia.
BACA JUGA: Suami-Istri Tewas Dihabisi Begal Motor, Ini Reaksi Kapolres
“Bangsal ini nantinya akan memproduksi rumput laut menjadi Alkali Treatment Carrageen an (ATC) atau masih setengah jadi yang akan dikirim ke Tiongkok dan Eropa,” sebutnya.
Target produksi bangsal tersebut sekitar 300 ton per bulan dengan harapan terus meningkat. Di Kalimantan Utara (Kaltara), Kota Tarakan adalah daerah pertama yang memiliki bangsal pengolahan rumput laut. Sehingga diharapkan Tarakan menjadi pusat produksi.
BACA JUGA: Wawali: Guru Jangan Menuntut Haknya Saja
“Ke depannya bukan hanya rumput laut saja yang akan dikembangkan, tapi udang dan ikan bandeng. Selain itu melihat potensi daerah kita adalah kepiting karena produksinya di Tarakan besar tapi industrinya belum ada sedangkan bahan baku melimpah, semoga ke depannya ada pabrik untuk pengolahan kepiting agar dapat dikembangkan juga,” ujar Ersan.
“Di Tarakan sendiri sudah ada salah satu perusahaan yang mengolah Tuna Cakalang tersebut dan sudah melakukan kerjasama dengan nelayan yang khusus menangkap ikan tuna, sesuai dengan program wali kota untuk perikanan tangkap yang memiliki potensi besar adalah ikan tuna cakalang,” tuntasnya. (*/aja/izo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disenggol Moge, Penunggang Yamaha Tewas, Satu Luka
Redaktur : Tim Redaksi