Bidik Turis Timteng, Malang Susun Strategi Pariwisata Halal

Rabu, 27 September 2017 – 02:31 WIB
Ilustrasi tamu hotel. Foto: JPNN

jpnn.com, MALANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sedang menyusun desain strategi pariwisata halal atau family friendly tourism untuk lima tahun ke depan.

Pemkot Malang tidak sendirian. Halal center sejumlah perguruan tinggi di Malang, organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, dan pelaku usaha pariwisata juga digandeng.

BACA JUGA: Dukung Pariwisata Halal NTB, BNI Syariah Rilis Kartu Spesial

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, skema itu memang lebih berfokus pada turis Timur Tengah.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan menjaring wisatawan muslim dari negara lain.

BACA JUGA: Sensasi Tidur di Rumah Pohon di Taman Langit dan Omah Kayu

Ida menambahkan, hotel di Malang harus memiliki musala, perlengkapan salat, dan makanan halal.

Saat ini, imbuh Ida, hotel yang siap menerapkan skema family friendly tourism adalah Regent Park dan UB Guest House.

BACA JUGA: Buyer IHTF II Naik 333 Persen, Pariwisata Halal NTB Dahsyat

Sementara itu, restoran yang siap, di antaranya, Taman Indie Resto, Inggil Resto, dan rumah makan binaan Halalan Toyyiban Universitas Brawijaya.

“Saat ini, kami sudah dalam tahap desain, strategi, dan rencana aksi wisata halal,” terang Ida, Senin (25/9).

Sejauh ini, wisatawan asal Timur Tengah yang berkunjung ke Malang masih terbatas dari Mesir dan Dubai.

Karena itu, skema tersebut diharapkan bisa menjaring lebih banyak wisatawan asal Timur Tengah.

“Kami sangat ingin menarik wisatawan dari Arab Saudi agar bisa menikmati wisata heritage. Apalagi, beberapa waktu lalu raja Arab Saudi sudah ke Indonesia dan berlibur di Bali,” tambah Ida.

Di sisi lain, Kepala Seksi Promosi Disbudpar Kota Malang Agung Buana mengatakan, selain membidik wisatawan Timur Tengah, pihaknya juga mengakomodasi turis dari Malaysia.

“Kami kembangkan konsep pariwisata halal dengan menyusun draf rencana strategisnya, rencana aksi juga analisis situasi pariwisata di Malang Raya,” ujar Agung

Dia menambahkan, para pelaku usaha juga harus memiliki kesadaran tinggi untuk menyukseskan program itu. Salah satunya adalah mal.  

“Kalau di mal, musalanya jangan nyempil di bawah dan sempit. Begitu juga restoran harus menyediakan fasilitas ibadah untuk tamu muslim secara memadai,” kata Agung.

Pihaknya juga bakal membuat petunjuk wisata alam minimal menggunakan dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris.

Agung menjelaskan, sampai pertengahan Juli 2017, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Malang mencapai 5.342 orang.

Mayoritas mereka berasal dari Prancis, Belgia, Belanda, Thailand, dan Malaysia. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mega Ingin Semua Aset PDIP Disertifikatkan Atas Nama Partai


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler