jpnn.com, JAKARTA - Inovasi menggali potensi wisata meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) terus dilakukan Kemenpar.
Kemenpar menggelar acara penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) dan SOP pendukungan kegiatan MICE yang akan dilaksanakan 17-19 Maret di Bogor, Jawa Barat.
BACA JUGA: Top, Prestise Bandara Soetta di Mata Dunia Kian Melejit
Ini adalah program kerja Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar.
Acara itu menghadirkan pembicara yang akan membahas paparan yang kaitannya dengan kriteria pendukungan MICE.
BACA JUGA: Wow, Tampilan Masjid Raya Banda Aceh Mirip Masjid Nabi
Hari pertama, ada pakar akademisi MICE Christina L Rudatin.
Dia akan menjelaskan terkait dukungan MICE.
BACA JUGA: Mau Mobil Harga Rp 50 Ribu? Yuk, Belanja di Semarang
Setelah itu, dilanjutkan dengan penyusunan kriteria pendukungan MICE yang akan dipandu oleh praktisi Wisnu Budi Sulaeman.
”Kami akan terus rapatkan barisan di internal kami demi mendukung wisata MICE. Karena MICE itu market-nya besar, spread atau spending-nya besar, dan sustainabilitasnya juga besar. Kalau digenjot, ini akan mendatangkan wisatawan yang besar dan meningkat perekonomian tanah air kita,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti.
Untuk hari kedua, rencananya ada pembahasan draft NSPK dan juga paparan dari tiap bidang Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah, yakni Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi, Bidang Promosi Perjalanan Insentif, Bidang Promosi Pameran dan Bidang Penguatan Jejaring. Paparan-paparan itu akan didampingi juga oleh Istyadi Insani dari Kementerian PAN RB.
”Baru di akhir acara nanti akan ada pembahasan dan penyusunan SOP semua bidang serta lanjutan pembahasan dan penyusunan SOP semua bidang, yang nantinya kita akan memiliki visi misi yang sama untuk meningkatkan wisata MICE,” ujar Esthy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memang concern meningkatkan wisman dari sektor mana pun. Termasuk dari wisata sektor MICE untuk mengukir sejarah di pariwisata.
Dan gambarannya sudah terlihat jelas sejak 2016. Hampir seluruh primadona devisa negara terjun bebas.
Minyak dan gas bumi, batu bara, serta minyak kelapa sawit, sedang meredup. Sementara industri pariwisata nasional justru melompat tinggi dan membawa efek domino yang menggerakkan beragam bidang ekonomi.
”Destinasi MICE di Indonesia itu sangat lengkap. Karena punya alam yang indah, dan paket yang menarik dengan kombinasi aktivitas MICE dan tourism, kita bisa bawa mereka berwisata sambil menjalankan acara MICE. Spending di MICE ini lebih besar dari wisatawan leisure,” ujar pria asli Banyuwangi itu.
MICE memang terbukti ampuh menggerakkan roda ekonomi. MICE jadi makin terlihat seksi lantaran jumlah pesertanya banyak, partisipannya adalah decision marker, length of stay-nya panjang, media coverage-nya luas dan spendingnya sangat tinggi.
Dari MICE membawa berkah yang tidak sedikit. Hotel, restoran, venue, rental mobil, handycraft, destinasi wisata, merupakan pihak yang kena dampaknya dari wisata MICE.
”MICE itu menyatu dengan pariwisata. Biasanya selepas acara atau sebelum acara, ada sesi city tour atau culinary tour, mengunjungi satu tempat paling menarik di kota tempat MICE dilangsungkan. Inilah yang bisa menggerakkan ekonomi. Semua roda ekonomi terkait dengan MICE dan tour-nya bisa hidup dan berkembang,” tambah Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia Effi Setiabudi. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jabar Genjot Pariwisata Lewat Akses Udara
Redaktur : Tim Redaksi