Jabar Genjot Pariwisata Lewat Akses Udara

Selasa, 14 Maret 2017 – 13:51 WIB
Beberapa pesawat sedang terparkir. Foto Ilustrasi/jpnn.com

jpnn.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) langsung merespons spirit Indonesia Incorporated yang disuarakan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Respons yang ditunjukkan Pemprov Jabar adalah menggenjot air connectivity melalui pembangunan bandara.

Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar menyatakan, pariwisata itu punya prospek paling cerah ke depan. Karenanya program priorias Kemenpar harus didukung.

BACA JUGA: Rute Liburan Raja Salman Bisa Jadi Paket Wisata Andalan

“Khusus air connectivity, kami siapkan Bandara Citarate, Bandara Nusawiru dan Bandara Kertajati,” ujar Deddy di sela-sela Rakor III Sekolah Perguruan Tinggi Pariwisata se-Indonesia di Hotel Mercure, Bandung, Senin (13/3).

Merujuk paparan Deddy, Bandara Nusawiru hanya tinggal direnovasi saja. Sedangkan landas pacunya atau runway diperpanjang mencapai 2200 meter.

BACA JUGA: Menpar Genjot Spirit Indonesia Incorporated

"Nusawiru akan dibantu pusat untuk perpanjangan runway. Lahannya sudah siap tinggal menunggu pembangunan konstruksinya saja," ujar Deddy.

Setelah Nusawiru tuntas dibangun nantinya bisa didarati pesawat jenis Airbus. Lokasi bandara itu juga dekat dengan destinasi wisata kondang di Jabar.

BACA JUGA: Siap-Siap, Bulan Depan Ada Semarang Great Sales

Misalnya, akses menuju Green Canyon dari Nusawiru hanya 6 kilometer. Sedangkan jarak ke Pantai Batu Karas sekitar 12 km.

Bagaimana dengan Pangandaran? Jaraknya dari Nusawiru hanya 30 kilometer. Panorama alam pantai di Jawa Barat yang disebut-sebut lebih bagus dari Bali juga bisa dengan cepat dikunjungi wisatawan.

Hal lain yang ikut didukung adalah akses menuju Geopark Ciletuh. Nantinya, geopark di Kabupaten Sukabumi itu akan disambungkan dengan Bandara Citarate.

“Ini sekaligus untuk memuluskan jalan Geopark Ciletuh masuk ke dalam jaringan geopark dunia atau Unesco Global Geopark,” ucap Deddy.

Kegigihan Jawa Barat membangun Bandara Citarate ini bukan tanpa sebab. Saat ini, Geopark Nasional Ciletuh menjadi wakil tunggal Indonesia yang diorbitkan masuk ke dalam Unesco Global Geopark (UGG) atau jaringan geopark dunia.

Dua wakil lainnya, Geopark Rinjani dan Geopark Toba, gagal di tahap seleksi."Bandara Citarate ini akan menjadi gerbang masuk ke Geopark Ciletuh,” kata dia.

Satu bandara lainnya, adalah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang sedang dibangun di Kertajati, Majalengka. Nantinya, BIJB akan menjadi bandara terluas dan terbesar setelah Bandara Soekarno Hatta di Kabupaten Tangerang.

“Luas Bandara Kertajati yaitu 1800 hektare. Ada juga lahan seluas 3200 hektare yang digunakan untuk aerocity. Ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk pengembangan wilayah dan pariwisata yang ada di Cirebon Raya,”ungkap Deddy.

Bandara Kertajati dibangun untuk menggantikan fungsi Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Bandara itu juga dilengkapi akses tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan serta akses kereta.

Luas terminalnya mencapai 92.000 meter persegi yang bisa menampung 5 juta - 6 juta penumpang. Bila sudah beroperasi pada akhir 2017 atau awal 2018 nanti, Bandara Kertajati memiliki runway yang panjangnya mengalahkan Bandara Soekarno-Hatta yang berukuran 3.660 meter.

Saat ini, untuk runway terpanjang di Indonesia dimiliki Bandara Hang Nadim (Batam). Panjangnya 4.025 meter.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi dukungan dari Pemprov Jabar. Arief meyakini air connectivity atau akses udara akan mampu memperbesar daya angkut penumpang menuju destinasi wisata.

“Pak Wagub Deddy Mizwar sudah sangat paham pariwisata, dan tahu apa yang harus disupport buat pengembangan destinasi wisata. Air connectivity ini salah satu yang sangat krusial bersama amenitas. Saya senang, pelan-pelan hal itu sudah mulai dibenahi,” tuturnya.

Menpar Arief menyebut air connectivity atau jembatan udara memang sangat krusial dan urgen. Hingga 2015, 75 persen wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia menggunakan pesawat.

Sedangkan 24 persen melalui penyeberangan laut. Sisanya, hanya 1 persen yang melintasi perbatasan atau crossborder.

“Baru tahun 2016 lalu, crossborder area dikebut dengan banyak events. Kecuali Batam dan Bintan yang ada Kepri, semua wisman masuk lewat udara. Langkahnya sudah tepat. Bangun bandara internasional, sentuh yang terbesar dulu untuk quick win,” katanya.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berlibur di Jogja? Jangan Lupa Nikmati Spa Pinggir Kali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler