Bila Ada Intimidasi, Pendukung Jokowi-JK Harus Menyikapi

Minggu, 06 Juli 2014 – 01:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilres) telah memasuki masa tenang. Namun upaya intimidasi diperkirakan masih terus berjalan hingga pemungutan suara pada 9 Juli mendatang.

Intimidasi ini kemungkinan juga dialami oleh tim pemenangan dan relawan pasangan calon nomor urut 2, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Oleh karena itu, agar tidak berlanjut, masyarakat diminta untuk berani melaporkan ke posko tim pemenangan atau relawan Jokowi-JK.

BACA JUGA: Tabloid Obor Rahmatan Lil Alamin Tertahan di Depok

Sosiolog dari Universitas Indonesia, Prf Dr Tamrin Tomagola, menjelaskan ada dua bentuk intimidasi dalam pilpres, yakni psikis dan fisik. Sayangnya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dinilai sulit untuk kurang mampu melakukan pengawasan secara menyeluruh.

"Saya menyebut Bawaslu sebagai Badan Was-Was Luar Biasa. Saya ingin lembaga itu lebih tegas lagi terutama dalam mengatasi segala bentuk intimidasi,’’ kata Tomagola.

BACA JUGA: Relawan: Jangan Ragu Pilih Jokowi-JK

Demikian pula dengan pula dengan aparat kepolisian. Ia juga menilai lembaga ini kurang bisa proaktif menangkap dan memproses pelaku intimidasi.

"Sekarang kan intimidasi sudah banyak terjadi seperti kampanye-kampanye fitnah yang dilakukan melalui tabloid Obor Rakyat. Walau Obor Rakyat itu sudah dilaporkan, lambat sekali kan kemajuan penanganannya," kata Tomagola.

BACA JUGA: Penampilan Jokowi-JK di Debat Terakhir Bikin Surya Paloh Bangga

Tamagola mengungkapkan, cara paling efektif untuk menindaklanjuti upaya intimadasi adalah masyarakat harus melaporkannya ke tim pemenangan atau relawan Jokowi-JK.

"Sebaiknya laporan adanya intimidasi tersebut dibawa  ke Jakarta karena dikhawatirkan di daerah juga tidak tertangani dengan baik," ungkapnya. (abu/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Koreksi JK soal Kalpataru dan Adipura Jadi Pukulan Telak ke Hatta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler