jpnn.com - JAKARTA - Ekonom Didik J Rachbini mengkritisi penerimaan cukai tembakau yang ditargetkan pemerintah dalam RAPBN 2016.
Menurutnya, target Rp148,85 triliun bakal menyusahkan kalangan pengusaha.
BACA JUGA: Ini Alasan Politikus Golkar Minta BPK Audit BI
"Naiknya kan 23 persen (dari APBN 2015), pertama itu meras (pelaku industri), kedua ada implikasinya nanti di lapangan," kata Didik di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/9).
Tambahan beban ini, membuat produsen mau tak mau berusaha menekan ongkos produksi. Hal terburuk yang bisa mereka lakukan adalah beralih menggunakan mesin untuk produksi dan memotong jumlah tenaga kerja alias PHK.
BACA JUGA: Kerja Bank Indonesia Apa Sih?
Dia memaklumi kenaikan target penerimaan merupakan hal yang wajar terjadi setiap penyusunan anggaran. Meski begitu, kenaikan tetap harus realistis dan tidak menimbulkan dampak yang negatif.
"Cukai mesti naik tapi tidak digenjot sampai 23 persen," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA JUGA: Kata Pengamat Ini, Harga BBM Bisa Diturunkan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Wantimpres : Indonesia Tidak Tax Friendly
Redaktur : Tim Redaksi