jpnn.com - JAKARTA - Pengamat ekonomi Didik J Rachbini menilai, harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium harusnya bisa lebih murah dari berlaku sekarang. Pasalnya, harga minyak dunia saat ini sedang dalam tren menurun.
Harga BBM jenis premium saat ini masih Rp 7.400 per liter. Berdasakan hitungan Didik, dengan harga minyak dunia di kisaran USD 40 per barel, ada ruang untuk menurunkan harga hingga sebesar Rp 2000.
BACA JUGA: Anggota Wantimpres : Indonesia Tidak Tax Friendly
"Idealnya itu diturunkan harganya sekitar Rp 1.500 sampai Rp 2.000. Ini hasilnya akan terasa cepat, bisa terlihat dalam dua minggu," ujarnya dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/9).
Kebijakan penurunan harga BBM diyakininya sangat tepat dilakukan dalam kondisi ekonomi melambat seperti sekarang. Pasalnya, penurunan harga BBM akan langsung memberi dampak positif pada daya beli masyarakat.
BACA JUGA: Politikus Golkar: Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 2016 Realistis
Meski begitu, Didik menyadari bahwa penurunan harga BBM bukan lah kebijakan yang baik untuk jangka panjang. Menurutnya, pemerintah hanya perlu menjadikan kebijakan tersebut sebagai stimulus yang bersifat sementara.
"Harus ada perjanjian, misalnya setahun ini BBM diturunkan, tapi tahun depan bisa naik lagi. Jadi turunnya ini saat krisis saja," pungkas politikus PAN itu. (dil/jpnn)
BACA JUGA: Gawat! Penerimaan Pajak Masih Jauh dari Target
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wow, Kini Investasi Makin Gampang Karena Ini
Redaktur : Tim Redaksi