Bima Arya Berburu Investor

Minggu, 05 Maret 2017 – 11:51 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat keluar dari gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (14/7). Bima merevisi Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara yang sebelumnya telah ia berikan saat mendaftar menjadi calon wali kota. Foto: Ricardo/JPNN.com Ilustrasi by: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Masalah yang terjadi pada Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT), mengungkap kerapuhan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut. Hal itu yang mendasari Wali Kota Bogor Bima Arya sepakat untuk mengubah status PDJT menjadi Perseroan Daerah (Perseroda).

Sebelumnya, Bima mengaku telah mengucurkan dana miliaran rupiah agar perusahaan tersebut tetap berjalan. Menurut Bima, sudah memiliki bayangan sejumlah investor, dan membuat PDJT menjadi Bus Manejemen Company (BMC).

BACA JUGA: Dari Bogor Farhany Dibawa ke Kemang, Tujuannya?

Ia menyatakan, wajar bila perusahaan yang kini sudah beberapa hari mogok beroperasional itu terus merugi. Sebab, selama ini perusahaan tersebut dalam sistem yang mengkhawatirkan.

“Bisnya hanya 29 unit, kondisinya sudah busuk. Sumber Daya Manusia (SDM)-nya menghkawatirkan banyak yang masih belum profesional,” ujarnya kepada Radar Bogor.

BACA JUGA: Ayah Tolong Aku, Posisi Aku di Mana

Bima mengaku telah mengintruksikan Direktur Utama (Dirut) PDJT agar bus Trasnpakuan kembali beroperasi meski tidak di semua koridor. Namun, pengaturan jam operasional hingga berapa armada yang dikeluarkan, ia serahkan kepada Dirut PDJT.

Hal itu dianggapnya agar tidak mengorbankan masyarakat pengguna bus Transpakuan.

BACA JUGA: PNS DPR Tergeletak Tewas di Pinggir Jalan Dramaga Bogor

“Secara teknisnya diserahkan kepada Dirut atau pihak PDJT. Untuk hak-hak karyawan tetap akan diupayakan sambil menunggu investor yang akan berinvetasi,” katanya.

Kepala Bagian Satuan Pengawas Internal (SPI) PDJT, Tri Handoyo mengungkapkan bahwa dari 29 bus Transpakuan yang ada, hanya sebanyak 17 bus yang bisa beroperasi. Karena, 12 bus lainnya mengalami kerusakan yang berbagai macam.

Beberapa kerusakan tersebut di antaranya, mengalami Air Conditioner (AC) panas, rusak kopling, rusak rem, dan lain-lain. “Intinya yang mengalami kerusakan itu tidak bisa dioperasionalkan,” ungkapnya.

Ketua Tim Pengawal Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kota Bogor, Yayat Supriatna mengatakan bahwa PDJT diahadapkan dengan persaingan usaha transportasi yang begitu hebat.

Maka, untuk turut berkompetisi dalam persaingan usaha tersebut perlu inovasi agar tidak tergerus dengan kompetitor lainnya di bidang transportasi.

Menurutnya, ketika di era tekhnologi, namun pelayanan bus transpakuan masih dengan sistem yang konvensional maka lambat laun akan ditinggalkan masyarakat.

“Dirut PDJT harus memikirkan untuk penambahan dengan sistem aplikasi supaya tahu posisi bus transpakuan sehingga masyarakat tak menunggu lama,” usulnya.

Yayat mengatakan, pemanfaatan sistem aplikasi juga dapat dilakukan untuk mengurangi banyaknya beredar tiket bodong.

“Dia akan melakukan konsolidasi internal dan jumlah armada dikurangi menyesuaikan pengeluaran. Adanya tiket bodong itupun harus diperbaiki atau pembayaran transpakuan bisa lebih transparan,” papar Yayat.(cr3/c)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Bandang Terjang Kota Bogor, 2 Orang Tewas


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler