Bimbingan Pranikah untuk Memutus Lingkaran Setan Kemiskinan

Senin, 25 November 2019 – 20:18 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy kembali ingatkan bimbingan pranikah. Foto : Humas Kemenko PMK

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy kembali membahas pentingnya bimbingan pranikah untuk calon penganting.

Hal tersebut disampaikannya saat mengunjungi Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) hari ini.

BACA JUGA: Muhadjir Lega RS Masih Layani Pasien BPJS Kesehatan meski Tagihan Macet

Kunjungan itu  dalam rangka penguatan koordinasi di bidang kependudukan dan keluarga berencana. Dalam kunjungannya, Menko PMK diterima langsung oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan para deputi.

Menurut Menko PMK, saat ini pemerintah berupaya terus memperbaiki sistem pembangunan sumberdaya manusia.

BACA JUGA: Pak Muhadjir Effendy Setuju Pelarangan Rokok Elektrik

Diyakini, pangkal dari persoalan pembangunan SDM Indonesia dimulai dari keluarga dan pembentukan keluarga di mulai sejak pernikahan. Untuk itu pemerintah akan memperbaiki kualitas lewat bimbingan pranikah secara komprehensif.

"Dalam bimbingan pranikah ini bukan hanya pembekalan dalam bidang kesehatan reproduksi, agama, ketahanan ekonomi keluarga tetapi juga penguatan ideologi pancasila dalam keluarga," jelas Menteri Muhadjir.

Bimbingan pranikah, kata Menko PMK, akan bersifat selektif dengan melibatkan banyak kementerian/lembaga.

Tugas BKKBN sangat sesuai karena memiliki nomenklatur sebagai badan yang menyiapkan perencanaan keluarga.

Seharusnya, kata Menko PMK, target tujuan dari pelaksanaan bimbingan pranikah adalah untuk memutus lingkaran setan kemiskinan.

Berdasarkan data per-Maret 2019, persentase jumlah keluarga miskin dan sangat miskin di Indonesia masih tinggi yaitu 9,4% dari 57.116.000 rumah tangga. Bahkan bila ditambah dengan keluarga hampir miskin, jumlahnya naik menjadi 16,85%.

"Jadi menurut saya, pemerintah melalui BKKBN memastikan bahwa keluarga baru harus terlepas dari kemiskinan melalui perencanaan keluarga yang komprehensif dan matang," kata Menko PMK.

Menko PMK meyakini, jika persoalan bimbingan pranikah sudah bisa diatasi maka masalah lain yang menghambat pembangunan manusia Indonesia yang unggul akan teratasi juga.

Menko PMK percaya para calon pengantin paham akan persoalan kesehatan reproduksi, keluarga termasuk di dalamnya masalah gizi maka dengan sendirinya masalah stunting bisa diatasi.

"Jadi memang bimbingan pranikah ini bukan hanya sekadar pembekalan tetapi juga dalam rangka untuk menyelesaikan masalah. Dengan bimbingan pranikah ini kita berupaya memperkecil jumlah calon pengantin yang menikah dengan modal nekad," ujar Menko PMK.

Selain membahas mengenai koordinasi bimbingan pranikah, Menko PMK juga membahas mengenai grand desain pembangunan kependudukan, permasalahn KB, hingga revitalisasi peran BKKBN.

Turut mendampingi Menko PMK, Seskemenko PMK, YB. Satya Sananugraha, Deputi BIdang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan Kemenko PMK, Sonny Harry B. Harmadi dan Asisten Deputi Bidang Kependudukan dan KB Kemenko PMK, Imam Pasli. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler