jpnn.com, SURABAYA - Badan Intelijen Negara (BIN) terus melaksanakan rapid dan swab test massal di Surabaya, Jawa Timur.
Head of Medical Intelligence Sri Wulandari mengatakan, swab test terhadap pasien positif COVID-19 yang sudah dikarantina selama 14 hari. Kegiatan ini difokuskan untuk mengetahui apakah orang itu benar positif COVID-19 atau tidak.
BACA JUGA: BIN Menemukan 179 Orang Reaktif di Antara 2.000 Warga yang Ikut Rapid Test Massal
"Jumlah pendaftar 173 orang, tetapi yang hadir untuk diswab test berjumlah 105 orang. Untuk 68 orang tidak hadir atau tidak mengikuti swab test," kata Wulandari di Surabaya, Minggu (14/6).
Dari ratusan peserta swab test, pasien yang reaktif hasil rapid test di puskesmas juga turut serta. Diharapkan, dengan swab test oleh mobil lab BIN ini dapat memudahkan Pemkot Surabaya untuk melakukan pelacakan lebih cepat agar tidak menularkan ke yang lain.
BACA JUGA: Hasil Rapid Test Massal BIN di Surabaya, Ada 1.815 Orang Reaktif
"Selain itu, kami juga menyelenggarakan rapid test untuk masyarakat umum secara gratis di Jalan Raya Utama Tembok Dukuh. Sebanyak 1.003 warga Surabaya menjadi peserta rapid test, yang 119 orang hasilnya reaktif," katanya.
BIN masih melanjutkan rangkaian rapid test massal secara maraton di Surabaya sampai 15 Juni 2020. Kegiatan ini didukung tenaga medis, analis laboratorium dan tenaga pedukung sebanyak 40 orang dari Jakarta dan dibantu 20 anggota Binda Jatim.
BACA JUGA: Detik-detik KM Dharma Rucitra III Tenggelam
Satgas lawan COVID-19 BIN juga membawa langsung mobil lab COVID-19, ambulans, dan peralatan pendukung lainnya di Surabaya. Mobil lav ini, merupakan satu dari lima mobil lab Biosafety Level 2 (BSL-2) yang bersertifikat internasional pertama di Indonesia.
Dalam rapid test ini, BIN menyiapkan 1.000 - 3.000 alat rapid test beserta dua mobil lab untuk swab test setiap harinya. Swab test ini diperuntukan bagi warga yang reaktif COVID-19. Mobile lab dari BIN ini dapat mengambil 300 sampel per harinya. Adapun hasil swab test bisa diketahui hanya dalam 2,5 jam. (cuy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan