jpnn.com, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) sejauh ini sudah memproduksi bahan baku vaksin Sinovac tahap ketiga sejak 14 Januari 2021.
Upaya ini dilakukan demi mengamankan ketersediaan vaksin melalui kerja sama bilateral, bagi 181 juta rakyat Indonesia untuk membentuk 70 persen herd immunity.
BACA JUGA: DPR Minta Pemerintah Meminimalisasi Dampak Vaksin Covid-19 terhadap Lansia Â
Kemajuan proses produksi ini menjadi penambah optimisme bagi program vaksinasi yang terus berjalan hingga saat ini.
“Mudah-mudahan bisa selesai secepatnya sebanyak 13 batch, dan 1 batch berisi 950 ribu dosis, jadi sekitar 13 juta dosis yang sudah kami siapkan dalam waktu dekat ini," ujar Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto dalam Dialog Produktif bertema 'Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi', yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (9/2).
BACA JUGA: Turut Berduka, Nikita Mirzani Unggah Foto Almarhum Ustaz Maaher dan Bilang...
Nantinya, sambung Bambang, 13 batch ini akan kembali diuji mutu oleh Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) terlebih dahulu agar memenuhi syarat.
Kemudian bahan baku vaksin Sinovac yang datang pada tahap keempat sebanyak 10 juta tentu diproduksi setelah bahan baku 15 juta selesai diproduksi.
BACA JUGA: Dibekali Kapasitas Baterai Jumbo, INFINIX HOT 10 PLAY Resmi Dirilis, Sebegini Harganya
“Jadi nanti akan dilanjutkan produksinya dan diperkirakan selesai pertengahan Maret 2021,” tambah Bambang.
Nah untuk pendistribusian seluruh vaksin COVID-19 Bio Farma telah menyiapkan track and trace system.
“Kami menggunakan sistem pelacakan agar kualitas vaksin terjamin mutunya sampai ke penerimanya. Bio Farma menyediakan satu sistem seperti barcode, baik di vial maupun dusnya, sehingga dapat melacak keberadaan vaksin maupun mutunya secara digital," papar Bambang.
Bambang juga berpesan supaya masyarakat yang sudah divaksin Covid-19 tidak lantas menyepelekan dengan mengabaikan protokol kesehatan.
"Jangan sampai vaksin ini membuat kita merasa bebas tanpa menjaga protokol kesehatan dan pola hidup bersih. Bio Farma tentu mengharapkan kemandirian memproduksi vaksin merah putih, mudah-mudahan Bio Farma dengan kemampuannya saat ini bisa mensinergikan lembaga riset dan perguruan tinggi, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga ekspor ke luar negeri,” harap Bambang.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy