BACA JUGA: Sudah Gajian, DPR Belum Bekerja
Apalagi, untuk daerah-daerah terpencil, jika bantuan ada itu tidak merataHasil penelusuran JPNN di sejumlah lokasi gempa, bantuan yang telah diterima warga seperti di Desa Tungkal Utara, Desa Ulu Banda Mudiak, Kecamatan Pariaman Utara
BACA JUGA: Utamakan Tanggap Darurat, Bukan Proyek !
Desa Cubadak Mentawai dan Air Santok, Kecamatan Pariaman Selatan baru sebatas beras, mie instan dan beberapa buah tendaMenariknya lagi, bantuan baru bisa diterima warga di desa tadi pada Sabtu (3/10) lalu, tepatnya tiga hari setelah kejadian gempa
BACA JUGA: Lingkar Maninjau Masih Terisolasi
Itu pun dalam jumlah terbatas. Masing-masing kepala keluarga hanya mendapatkan 2,5 kg beras dan 4 buah mie instan“Bantuan logistik yang sudah kami terima dari Pemko Pariaman, ya itu tadi beras, mie instan dan beberapa unit tenda daruratSayangnya bantuan itu hanya kami terima hari itu saja.Pada hari berikutnya sampai hari ini, bantuan serupa belum datang,” ujar Marlena, Kader Desa Tungka Utara kepada Koran ini.
Di desa itu, sedikitnya 145 unit dari 178 rumah warga yang ada di desa itu rusak berat, dan tak bisa ditempatiSementara yang rusak sedang 30 unit dan rusak ringan 3 unit.
“Bisa dikatakan sekitar 87 persen warga Desa Tungka Utara ini, tinggal di tenda pengungsian hingga saat ini,” imbuh Marlena.
Keluhan masih minimnya bantuan pemko juga diutarakan Nasir,68, warga Desa Ulu Banda Mudiak, Kecamatan Pariaman Utara. Pria tua yang rumahnya roboh bersama 5 unit rumah familinya itu mengaku, tidak habis pikir kenapa bantuan bagi korban gempa kerap lambat datangnya.
“Hanya untuk mendapatkan bantuan 2 kg beras dan beberapa bungkus mie instan, harus menunggu dua hingga tiga hari lamanyaApa saja yang dilakukan pemerintah dengan melihat kondisi masyarakatnya yang terkena musibah,” jelas Nasir dengan nada bertanya.
Sedangkan, Alfis, 32, warga Cubadak Aia, Kecamatan Pariaman Selatan, malah meminta pemko untuk serius memberikan perhatiannya kepada para korban gempaSoalnya dengan kondisi saat ini, banyak para korban yang harus dibantu dengan segera, terlebih orangtua dan balita.
Dikatakannya, setelah gempa banyak orangtua, balita dan anak-anak tidur ditenda pengungsianKondisi itu pada akhirnya mempengaruhi kesehatan merekaDi antara mereka saat ini ada yang mulai sakit
“Nah bila bantuan pemko lambat datangnya, apa yang akan terjadi pada mereka nantinyaBila dibawa berobat ke rumah sakit jelas membutuhkan biaya, sementara saat ini ekonomi warga sedang tidak menentu,” terangnyaIa menyarankan, bila benar niat pemko membantu warganya, sebaiknya dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.
Sementara itu, Muslim, petugas sekretariat posko bantuan di Balai Kota Pariaman, mengaku bantuan untuk warga cukup cepat distribusaikan ke kecamatanDari sana baru bantuan itu diserahkan kepada warga yang membutuhkan menurut desa masing-masing“Kami di posko bantuan tak ingin menahan lama-lama bantuan ituSebab bantuan tersebut sangat dibutuhkan warga yang terkena bencana gempa,” ujarnya kepada koran ini
Data terbaru korban dan kerusakan gempa yang terbaru dikeluarkan Pemko Pariaman di tiga kecamatan, yakni Pariaman Utara, Selatan dan tengah, pada Selasa (5/10) menunjuk, sedikitnya 7.353 unit rumah warga rusak berat, 2.876 rusak sedang dan 2.531 rusak ringanTotalnya mencapai 12.760 unit rumah
Korban meninggal 32 orang, luka ringan 88 orangUntuk fasilitas umum, yang rusak berat 27 unit, rusak sedang 17 dan rusak ringan 4 unit.Rumah ibadah yang rusak berat 125 unit, rusak sedang 33 unit dan rusak ringan 15 unit(zil/aj/op)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Infrastruktur Transportasi di Sumbar Masih Bagus
Redaktur : Tim Redaksi