jpnn.com - SURABAYA - Di zaman yang serba modern seperti saat ini, ternyata masih ada saja masyarakat yang percaya dengan dukun. Bahkan, Budiono, 42, warga Simo Gunung Barat III; Fandi Setiawan, 27, warga Dupak Bangunsari I; dan Agus Suliswanto, 28, warga Dupak Bangunsari IV; bisa mengeruk rupiah dari orang-orang yang percaya terhadap hal-hal mistik tersebut.
Tapi ulah mereka pun terbongkar. Kini ketiganya mendekam di tahanan Polsek Wonokromo.
Dalam mencari mangsa, kompolotan itu berkeliling kota dengan menyewa sebuah mobil. Kursi di baris belakang mobil sengaja dilepas untuk menaruh peralatan. Antara lain, keranda mayat, magic box, keris, jimat, miyak wangi, dan perlengkapan kecil lain. ''Kami juga membawa pengeras suara biar orang-orang tertarik,'' ucap Budiono saat diperiksa di Mapolsek Wonokromo kemarin (6/4).
Rombongan dukun palsu itu berhenti di sebuah tempat yang kebetulan terdapat banyak orang. Mereka paling sering mangkal di sekitar Tugu Pahlawan saat pagi.
Dengan sedikit atraksi plus mantra-mantra, banyak pula orang yang tertarik untuk sekadar melihat. Komplotan itu berbagi tugas. Budiono menjadi pembawa acara atraksi mereka. Fandi yang terbalut kain hitam menjadi mayat yang seolah-olah bisa dibangunkan. Sementara itu, Agus bertugas menggoyang-goyangkan keranda seakan-akan hal mistis terjadi. ''Setelah itu, yang jadi pocong (Fandi) juga gerak-gerak,'' jelasnya.
Budiono mengaku banyak orang yang percaya dengan tipuan tersebut. Mereka pun sempat mundur beberapa langkah karena takut melihat mayat hidup. Namun, sebelum pelanggannya kabur, Budiono siap dengan jurus jitunya untuk menipu. Dia memasarkan alat-alat klenik yang bisa melindungi seseorang. ''Kami suruh beli jimat agar selamat dari gangguan makhluk halus,'' ungkap Budiono.
Selain itu, mereka menjual benda-benda untuk kebal bacok. Salah satu yang tertarik membelinya adalah Nanang Nur, 21, warga Raya Manyar. Nanang tertarik ketika melihat komplotan dukun tersebut di Jalan Raya Ngagel.
Nanang ketika itu dijanjikan ilmu kebal dengan disuruh membeli keris, minyak, dan air. Kemudian, dia meminum air yang di dalamnya dimasuki batu akik. Total dia membayar Rp 500 ribu. Ternyata, sesampai di rumah, Nanang baru sadar bahwa dirinya tertipu. Kesal dengan kejadian tersebut, dia lantas melaporkan kasus itu ke polisi. (did/git/mas)
BACA JUGA: Menipu Lagi dari Dalam Penjara, Kaki Napi Dirantai
BACA JUGA: Palsukan STNK Sulit bang, kalau Palsukan Uang Gampang
BACA JUGA: Jual Motor Curian ke Polisi, Sindikat yang Pura-pura Pedagang Nasgor Ambruk Ditembak
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Anggota Polri Tembak Kepala Sendiri, Ini yang Dilakukan Mabes
Redaktur : Tim Redaksi