Ivermectin Bisa Menjadi Obat AntiCovid-19, Ini 3 Kelebihannya

Sabtu, 26 Juni 2021 – 23:56 WIB

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti utama delapan rumah sakit di bawah koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr Budhi Antariksa mengatakan Ivermectin berpotensi menjadi obat anti-Covid-19.

Ivermectin disebut memiliki kemampuan meningkatkan imunitas, anti-peradangan dan menghambat replikasi virus Covid-19.

BACA JUGA: Santri Tewas Dikeroyok, LaNyalla Angkat Bicara

"Ivermectin mempunyai kemampuan untuk membunuh virus Covid-19," ujar dr Budhi Antariksa Ph.D, dalam keterangannya yang diterima Sabtu (26/6).

Menurut dokter Budhi, ada berbagai penelitian di dunia tentang Ivermectin dengan beragam hasil.

BACA JUGA: Ketum PKB Ingatkan Pemerintah, Jangan Tumpang-tindih!

Suatu penelitian gabungan, di mana beberapa penelitian dianalisis, menyatakan bahwa Ivermectin punya kemampuan membunuh Covid-19.

Dokter Spesialis Paru di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan ini juga mengatakan, uji coba dan penelitian pada pasien Covid-19 untuk penggunaan Ivermectin digelar di Indonesia.

BACA JUGA: Gus Muhaimin Bicara Kemampuan Memimpin, Siap Maju Pilpres 2024?

Dia memperkirakan sebelum akhir 2021 akan terlihat hasilnya.

Penelitian itu membutuhkan waktu sekitar 5 bulan.

Penggunaan Ivermectin, kata Budhi, sudah dilakukan di Sragen, Jawa Tengah, sebagai upaya penyembuhan pasien, dengan persetujuan pasien.

"Alhamdulillah bagus. Hasil yang baik di atas 80 persen," katanya.

Di Sragen, lanjut Budhi, Ivermectin digunakan sebagai obat tambahan, selain obat standar yang digunakan untuk pasien Covid-19.

Dosis yang digunakan 0,2 mg dikali berat badan pasien. Dosis ini paling banyak digunakan di dunia.

Selain itu, ada yang menggunakan 0,4 mg dan 0,6 mg yang dikali dengan berat tubuh.

Diminum sekali sehari, selama 5 hari dan dilakukan tes polymerase chain reaction (PCR) pada hari ke-8, ke-9 atau ke-10.

"Obat ini punya efek menghambat pertambahan virusnya dan juga bisa menyembuhkan," kata Budhi.

Dokter Budhi menyebut Ivermectin merupakan obat parasit yang sudah ada sejak 30 tahun lalu dan sudah pernah dipakai oleh manusia.

"Itu obat cacing awalnya. Pada penelitian beberapa obat parasit, terdapat obat parasit yang mempunyai kemampuan menaikkan sel daya tahan tubuh," katanya.

Pada penelitian in vitro di laboratorium, lanjutnya, terjadi penghambatan replikasi virus Covid 19 yang diberikan Ivermectin yang disebut sebagai obat cacing itu.

Di sisi lain, tambah Budhi, Ivermectin memiliki anti peradangan.

Saat virus masuk ke dalam tubuh, terjadi proses peradangan hingga bisa terjadi 'badai' sitokin di mana keluar zat-zat pertahanan yang demikian hebatnya malah menyerang tubuh sendiri.

Ivermectin mempunyai kemampuan untuk menurunkan peradangan.

"Jadi, ada tiga komponen. Satu adalah anti replikasi virus, menghambat replikasi dari virus. Kemudian kedua menambah daya tahan tubuh, dan ketiga anti peradangan," pungkas Budhi.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler