Bisikan Warga Malaysia: Kami Ingin Najib Tumbang

Rabu, 09 Mei 2018 – 09:37 WIB
PM Najib Razak. Foto: AFP

jpnn.com, KUALA LUMPUR - ” Kami mau bikin Najib (PM Malaysia Najib Razak) tumbang. ” Kalimat itu terlontar dari mulut Daud bin Yaccob dengan setengah berbisik.

Lelaki 60an tahun itu mengatakan bahwa dua periode kepemimpinan sudah lebih dari cukup untuk membuktikan kepadanya bahwa pemimpin 64 tahun tersebut gagal membuat rakyat lebih sejahtera.

BACA JUGA: Jelang Pemilu, Anwar Ibrahim Blak-blakan soal Mahathir

GST (goods and services tax) atau pajak barang dan jasa yang berlaku sejak April 2015 membuat rakyat menjerit.

Daud mengaku tak sabar hendak memberikan suaranya hari ini (9/5). Untuk siapa? ”Anda tahu Tun Mahathir? Dia pernah menjadi perdana menteri kami. Sekarang, saya ingin dia memimpin lagi,” katanya kepada Jawa Pos di kawasan KL Sentral Senin (7/5).

BACA JUGA: Pemilu Malaysia: Inilah Prediksi Lembaga Survei

Bagi pria yang menjadikan peci sebagai aksesoris wajibnya itu, di sisi manapun Mahathir berada bukan masalah. Siapa saja yang berkoalisi dengan tokoh 92 tahun itu juga bukan masalah. Yang penting, dia memberikan suara untuk Mahathir.

Faktor Mahathir memang sangat mempengaruhi pilihan para pemilih Malaysia. Politikus senior yang kali ini maju sebagai kandidat dari Pulau Langkawi itu begitu disukai. Bukan hanya kalangan tua yang pernah merasakan kepemimpinannya, tapi juga generasi muda.

BACA JUGA: Jelang Pemilu, Pendukung Mahathir Mulai Muncul ke Permukaan

Mereka yang masih kanak-kanak ketika Mahathir meninggalkan kursi PM pada 2003 pun banyak yang bersimpati kepadanya. Rata-rata, mereka mengenal Mahathir dari sosial media.

Lepas dari siapa yang akan memenangkan pemilihan umum (pemilu) alias General Election 14 (GE14) atau Pilihan Raya Umum 14 (PRU 14), antusiasme warga tinggi.

”Jangan lupa besok mengundi ya,” kata Lim Kiang Eng, sopir Grab yang Jawa Pos tumpangi, Selasa (8/5).

Pria 40 tahun itu kemudian mengatakan bahwa dia tidak akan menyia-nyiakan hari pemungutan suara. Dia juga yakin, penduduk Kuala Lumpur akan menggunakan hak pilih mereka.

PRU 14 memang istimewa. Wajar jika gaungnya berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Syafii Anwar, dosen asal Indonesia yang mengajar di Universiti Utara Malaysia (UUM) Kedah, mengatakan bahwa kali ini kampanye nyaris tidak diwarnai arak-arakan. Setidaknya, itu yang tergambar di Kedah.

”PRU 13 pada 2013 lalu saya juga sudah ada di sini (Kedah). Saat itu, ramai arak-arakan BN di sini,” katanya melalui sambungan telepon.

Kini, zaman sudah berganti. Kampanye bisa menjadi jauh lebih efektif jika disampaikan di dunia maya. Tepatnya, sosial media. Satu isu dilempar, puluhan bahkan ratusan netizen akan menyahut.

Maka, tidak heran jika media-media Malaysia menyebut gaya kampanye PRU 14 kali ini sebagai kampanye WhatsApp. Di Malaysia, WhatsApp menjadi media kedua yang paling banyak digunakan untuk kampanye setelah Facebook.

Publik Malaysia bisa saja adem ayem di dunia nyata. Mereka pelit bicara politik. Tapi, di dunia maya, PRU 14 menjadi topik panas. Netizen ramai membahas percaturan politik, indikasi kecurangan bahkan prediksi pemenang.

Sama ramainya dengan jalanan Kuala Lumpur yang berhias atribut berbagai partai. Biru muda dan merah, biru tua dengan gambar timbangan, hijau dengan bulatan putih di tengah atau bendera merah bertulisan Pakatan Harapan.

Panasnya perdebatan dan perbincangan tentang PRU 14 itu juga menjadi indikasi tingginya minat generasi muda Malaysia terhadap politik. Itu seolah menegasikan jajak pendapat sejumlah lembaga survei yang menyebut generasi muda Malaysia tidak peduli pada PRU 14.

Ilham Centre, lembaga survei politik Kuala Lumpur, menyatakan bahwa sebagian besar pemilih sudah tahu apa yang hendak mereka pilih. ”Mereka hanya tinggal menunggu hari H,” ungkap Hisommudin Bakar kemarin.

Bisa jadi prediksi Ilham Centre itu benar. Seorang pegawai di kawasan Bukit Gasing mengatakan bahwa dia grogi menjelang 9 Mei. Tapi, bukan karena dia takut salah pilih.

”Lebih pada perasaan bahwa kita sudah sedekat ini dengan perubahan. Akankah perubahan itu terjadi atau tidak, besok (hari ini) penentuannya. That’s why I’m nervous,” kata perempuan paro baya tersebut. (hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilu Malaysia: Generasi Muda Diam-Diam Dukung Mahathir


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler