jpnn.com, JAKARTA - Direktur IT dan Operasi BNI Bapak YB Hariantono mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengakselerasi perubahan perilaku masyarakat untuk mengalihkan transaksinya dari cabang dan channel konvensional seperti ATM ke layanan digital.
Perseroan menyikapi hal ini dengan melakukan percepatan transformasi layanan digital yang berfokus pada tiga layanan champion, yaitu pertama, peningkatan kapabilitas mobile banking secara berkelanjutan (pada segmen konsumer)
BACA JUGA: Ini Kesempatan Emas Bagi Putra Putri Papua dan Maluku untuk Menjadi ASN
Kedua, terus meningkatkan Platform Transactional Banking yang kuat yaitu melalui produk BNI Direct dan solusi cash management terintegrasi (segmen korporasi).
Dan Ketiga, memperluas layanan digital BNI melalui kerjasama dengan fintech, e-commerce, serta ekosistem bisnis lainnya melalui Application Programming Interface/ API Digital Service BNI.
BACA JUGA: Naik Dua Kali Lipat, Tahun Ini BNI Selenggarakan Akad Massal 4.675 debitur KPR FLPP
Terbukti, digitalisasi yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk berhasil mendorong kinerja perseroan.
"BNI Mobile Banking, yang disiapkan sebagai fasilitas layanan perbankan yang dominan untuk digunakan para nasabah ritel. Hingga kuartal 1 tahun 2021, jumlah penggunanya mencapai 8,56 juta atau tumbuh 58,4% dibandingkan kuartal 1 2020 yang sebesar 5,41 juta nasabah," ujar Hariantono.
BACA JUGA: Taqy Malik: Jejak Digital Kejam, Gak ada Ampun Buat Ente!
Dari sisi nilai transaksi pun tercatat Rp138 triliun pada Maret 2021 atau tumbuh 33,2% dibandingkan Maret 2020 sebesar Rp103 triliun.
Adapun jumlah transaksi yang dilakukan melalui BNI Mobile Banking adalah sebanyak 95 juta pada Kuartal 1 Tahun 2021 atau meningkat 50,4% dibandingkan Kuartal 1 Tahun 2020 yang mencapai 63 juta transaksi.
Tingginya animo pengguna BNI Mobile Banking disebabkan oleh fitur–fitur baru yang diluncurkan untuk melengkapi layanan di dalamnya, seperti Biometric Login, pembukaan rekening secara digital dengan fitur pengenalan wajah atau face recognition, peminjaman dana hingga pengembangan QR payment.
Inovasi fitur ini mendapatkan apresiasi dari penggunanya tercermin dari meningkatnya rating aplikasi BNI Mobile Banking di Android Play Store dari 3,6 di Agustus 2020 menjadi 4,9 di Maret 2021.
Hingga Maret 2021, jumlah nasabah cash management BNI mencapai lebih dari 72 ribu, meningkat 24% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan volume transaksi di 3 bulan pertama 2021 mencapai Rp968 triliun yang meningkat 22,7% dibandingkan periode yang sama 2020.
Hal ini mempertegas inisiatif BNI untuk terus meningkatkan layanan digital tidak hanya kepada nasabah ritel, namun juga kepada nasabah korporasi dan UMKM yang jumlahnya mencapai 83,6% dari total kredit yang disalurkan.
"Investasi berkelanjutan di platform transactional banking akan terus menjadi prioritas, mengingat hampir separuh dari dana murah BNI berasal dari nasabah aktif pengguna BNI Direct," jelasnya.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan di tengah tren penurunan suku bunga kredit untuk mendorong perekonomian nasional, perseroan berupaya untuk memastikan pertumbuhan DPK yang sehat dalam menjaga marjin bunga bersih.
Pada kuartal pertama 2021, perseroan membukukan NIM yang membaik dari 4,5% di 2020 yang lalu menjadi 4,9%.
Pencapaian ini juga diikuti dengan pertumbuhan kredit 2,2% YoY, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri dimana hingga kuartal 1 tahun 2021, total kredit yang disalurkan mencapai Rp 59,33 triliun.
Sementara itu, di tengah kondisi perkonomian yang masih menantang di tiga bulan pertama 2021, perseroan dapat merealisasikan pendapatan non bunga atau fee based income sebesar Rp3,19 triliun.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, salah satu fokus utama kebijakan manajemen perseroan saat ini adalah adanya pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Oleh karena itu beragam langkah telah disiapkan demi mewujudkan kinerja yang berkelanjutan tersebut, yaitu antara lain menetapkan target kinerja yang berbasiskan profitabilitas, dan tidak hanya menekankan pada pertumbuhan aset semata.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenko Perekonomian: Neraca Komoditas tak Akan Rugikan Industri
Redaktur & Reporter : Yessy