jpnn.com - JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, sektor konstruksi terus menjadi salah satu primadona perekonomian Indonesia. Tak mengherankan, nilai bisnis konstruksi pun terus menjulang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dalam laporan terbaru Statistik Konstruksi 2013, BPS mencatat adanya pertumbuhan signifikan dalam bisnis perusahaan konstruksi di Indonesia. "Tahun 2012, nilainya tembus Rp 439,9 triliun, naik 17 persen dibanding 2011 yang sebesar Rp 376,1 triliun," ujarnya kemarin (5/11).
BACA JUGA: Pelindo II Segera Ajukan Banding atas Putusan KPPU
Menurut Suryamin, pesatnya pertumbuhan bisnis konstruksi didorong oleh stabilitas pertumbuhan ekonomi di kisaran 6 persen, serta adanya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Itu menjadi stimulus sektor konstruksi," katanya.
Laporan Statistik Konstruksi 2013 disusun berdasar survei BPS terhadap lebih dari 12.000 perusahaan konstruksi di seluruh Indonesia. Suryamin menyebut, secara total, hingga akhir 2012 lalu terdapat 130.615 perusahaan konstruksi di Indonesia. Jumlah tersebut menyusut dibanding 2011 yang mencapai 134.004 perusahaan. Ketatnya kompetisi menjadi penyebab menyusutnya jumlah tersebut. "Tapi jumlah pekerja pada 2012 naik. Artinya, bisnisnya tumbuh," ucapnya.
BACA JUGA: Bursa Minim Transaksi
Suryamin mengatakan, pertumbuhan permintaan properti komersial seperti gedung perkantortan, industri, pusat perbelanjaan, serta hotel, menjadi salah satu pendorong booming bisnis perusahaan konstruksi. "Ini karena pesatnya pertumbuhan jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia," ujarnya.
Laporan BPS juga menyebut, Jawa masih mendominasi pekerjaan konstruksi di Indonesia. DKI Jakarta menempati posisi tertinggi dengan porsi 24,74 persen dari total proyek konstruksi di Indonesia. Disusul Jawa Timur dengan 12,99 persen, lalu Jawa Barat 11,36 persen.
BACA JUGA: Harga Membaik, Produsen CPO Ekspansi
Menurut Suryamin, potensi bisnis konstruksi diproyeksi terus membesar. Selain stabilitas pertumbuhan ekonomi, komitmen pemerintah untuk memperbesar anggaran belanja infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, maupun bandara, bakal memperbesar pasar bisnis konstruksi.
Data produk domestik bruto (PDB) sektoral BPS menunjukkan, dalam beberapa tahun terakhir, pangsa sektor konstruksi dalam PDB Indonesia memang terus naik. Pada 2008, porsinya hanya 6,3 persen dan pada 2012 sudah naik hampir lipat dua hingga 11,6 persen. "Jika ekonomi tumbuh stabil, share sektor konstruksi akan terus naik," katanya. (owi/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilih KRL Bekas Jepang karena Cocok Harga dan Spesifikasi
Redaktur : Tim Redaksi