Bisnis Ponari Tak Terbendung

Praktik Dibuka Lagi, Sehari 5.000 Pasien

Kamis, 19 Februari 2009 – 06:26 WIB
TETAP NEKAT: Jalan masuk menuju rumah Ponari dipenuh massa pengunjung yang mengantri pengobatan dari Ponari. Setelah sempat ditutup, praktik Dukun Cilik Ponari dibuka lagi. Foto: Donny/Radar Mojokerto/JPNN

JOMBANG - Keinginan warga untuk mendapatkan pengobatan ala dukun cilik Ponari di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh semakin tak terbendungBahkan sekarang tidak ada lagi yang bisa menghalangi panitia dan warga setempat untuk memaksa Ponari berpraktik lagi

BACA JUGA: Situs Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai Ditemukan



Rabu (18/2), tempat praktik itu kembali dibuka
Hanya saja, ada peraturan baru yang diberlakukan panitia yakni dengan membatasi pengunjung hingga 5.000 orang perhari

BACA JUGA: Jarak Pandang 500 Meter, Bandara SSK Tutup 1,5 Jam

Tujuannya agar pengunjung yang datang lebih terorganisir

Namun, hal ini tidak mengurangi ’’beban’’ Ponari, bocah kelas III SD ini dari kungkungan kebebasan

BACA JUGA: Caleg Golkar dan Pengawas Pemilu Judi Bareng

Karena ia masih harus bekerja dari pagi hingga sore hari’’Iya, tempat itu bukaSaya sudah mendapatkan air dari Ponari," ungkap Ny Sarofah, pengunjung asal Pare, Kediri.

Pembagian kupon pengobatan Ponari kini dijual di Balai Desa BalongsariSejak pagi, halaman balai desa sudah dipenuhi wargaBegitu ada panitia yang menjual kupon, hanya dalam waktu singkat, ribuan kupon itu sudah habis terjual

Bahkan 5.000 lembar kupon untuk pengobatan hari Minggu pun telah ludesKarena semakin diburu, harga kupon pun melonjakDari harga yang tertera sebesar Rp 2.000, pada praktiknya, kupon itu dijual seharga Rp 5.000 per lembar
Belum lagi, jika ditangan para calo, yang bisa seenaknya memainkan harga kupon sampai Rp 20 ribu’’Saya beli kupon seharga Rp 5 ribuBagi saya tidak masalah, asalkan saya dapat kupon itu," ungkap Hariyanto, warga Kesamben, Jombang.

Hanya, panitia dan warga tetap saja antipati terhadap wartawanDi lokasi praktik, mereka benar-benar menjaga ketat pintu masuk dan keluarAgar tidak ada wartawan yang menyelinap masuk dan mengambil gambarTermasuk di lokasi penjualan kuponKetika ada beberapa wartawan yang menanyai narasumber terkait harga kupon, sejumlah panitia langsung menghardik wartawan sekaligus meminta si narasumber menjauh

Karena situasi mengkhawatirkan, para wartawan pun memilih segera meninggalkan lokasiKarena konsentrasi massa yang terlalu banyak dan tidak sebanding dengan penjagaan aparatKendati membuat pihak kepolisian waswas, nampaknya memang tidak mudah untuk ’’membebaskan" PonariKarena terlalu banyak orang yang memiliki kepentingan bisnis dibalik polah lugu si bocah

Seperti yang telah ditegaskan oleh Kapolres Jombang AKBP Muhammat KhosimMenurut Khosim, pihaknya beserta Muspida Jombang tidak bisa serta-merta melarang Ponari melakukan pengobatanGelombang massa pun terus berdatangan

Khosim tidak menampik, jika Ponari terus dibujuk oleh pihak-pihak yang berkepentingan agar praktik ini terus dibuka’’Kami tidak bisa melarang Ponari berhenti mengobatiSayangnya hal itu justru dimanfaatkan oleh sejumlah pihak yang memiliki kepentingan bisnis,’’ tegas Khosim.

Menanggapi ulah panitia dan warga yang terkesan acuh dengan imbauan muspida, Khosim menegaskan bahwa pihaknya sudah berancang-ancang mengambil tindaka tegasKarena jika praktik itu tetap dibuka, sangat mungkin akan jatuh korban jiwa lagi

Karena ditata seperti apa pun, desak-desakan di jalur pintu masuk tetap tidak bisa dihindariKarena lokasi yang sempit dan saling berebut untuk majuJika sampai jatuh korban jiwa lagi, lanjut Khosim, pihaknya tak segan-segan menangkap panitia, keluarga, atau siapapun yang bertanggungjawab terkait dibukanya tempat praktik itu’’Jika memang sampai jatuh korban, siapa pun yang bertanggungjawab akan kita proses secara hukum," tegas Khosim

DPRD Tak Permasalahkan

Permintaan agar praktik Ponari kembali dibuka tidak hanya muncul dari warga yang sejak beberapa hari antre di lokasiTetapi juga datang dari gedung DPRD Jombang.  ’’Bagaimana pun, faktanya memang banyak warga yang berharap pengobatan Ponari, karena itu harus dibuka kembali.  Dan menjadi tugas kita semua untuk memfasilitasi, termasuk Pemkab dan aparat,’’ ujar Ketua DPRD Jombang Abdul Halim Iskandar.

Apalagi penutupan praktik Ponari terbukti justru kontra produktifBahkan dinilai lebih banyak mendatangkan hal negatifLantaran masyarakat yang sudah tidak sabar menanti pengobatan Ponari rela mengambil apa saja yang berhubungan dengan PonariMulai dengan mengambil air di kamar mandi yang biasa digunakan Ponari hingga air dari talang rumahnya’’Mereka juga sampai merusak dan mengambil gedek (dinding dari bamboo, Red) rumah Ponari,’’ terangnya.

Apalagi dalam  perkembangan terakhir, warga sampai rela menganiaya siapa pun yang menghalangi mereka berobat pada PonariTermasuk keluarga Ponari sendiriDalam kondisi seperti saat ini, masyarakat yang menginginkan kesembuhan tidak beda dengan orang yang lama kelaparan.  

Hal itu menurutnya justru semakin berpotensi merusak keyakinan seseorang lantaran syirikKarena sudah seakan-seakan menunjukkan sikap, bahwa segala yang berhubungan dengan Ponari-lah yang mampu memberikan kesembuhan’’Melihat perkembangan yang ada, praktik selayaknya dibuka, seraya terus membimbing dan meyakinkan masyarakat bahwa Ponari dengan batunya hanyalah sarana untuk sembuh, sementara yang memberikan penyembuhan dan kesehatan tetap Allah,’’ terangnya

Semua yang diterima Ponari menurutnya merupakan anugerah dari Allah’’Jadi harus disyukuri dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat dengan cara yang maslahah pula,’’ bebernya.

Dia mengatakan, banyak cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi pengobatan Ponari sembari meminimalisir dampak negatifnyaDiantaranya dengan membatasi pelayanan setiap harinya serta pembagian kupon secara ketat’’Bisa saja kupon di-antre-kan di kantor kecamatan,’’ tegasnya

Semisal sekali tempo dijual seribu kuponNamun pelayanan hanya diberikan di luar jam sekolah dan jam istirahat malamnya’’Sehingga kalau memang seribu kupon itu tidak habis sehari ya dilanjutkan besoknyaSetelah kupon habis baru diedarkan lagi,’’ paparnya

Pihak Pemkab Jombang sendiri menyatakan memang ada kemungkinan praktik Ponari dapat dibuka kembaliSetelah ada kesepakatan dari semua pihakKarena memang penutupannya juga dirumuskan bersama oleh sejumlah pihak termasuk orang tua Ponari sendiri’’Mungkin dia memang diberi anugerah untuk menyembuhkan orang lain, jadi bisa saja dibuka kembaliTapi kita harus koordinasi terlebih dahulu terkait hal ini, khususnya pada Pak Bupati,’’ lontar Wakil Bupati Jombang Widjono Soeparno(doy/jif/yr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Pejabat Tomohon Diperiksa KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler