Pengamat properti Panangian Simanungkalit memprediksi, nilai kapitalisasi bisnis properti akan mencapai Rp 81,09 triliun pada tahun ini, meningkat dibanding periode tahun lalu yang sebesar Rp 75,45 triliun
BACA JUGA: RI Negosiasi Semua Kontrak Ekspor Gas
Bisnis di sektor ini akan terus berjalan stabilTelah terjadi pemisahan antara ekonomi dan politik (decoupling)
BACA JUGA: Tarif Pajak Tetap, Biaya Ditekan
"Pelaku pasar sudah sangat dewasa," tutur direktur eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia tersebut.Sektor-sektor yang prospektif, seperti ruko dan perumahan, terang Panangian, harus dibidik mulai dari sekarang
BACA JUGA: BBM Industri Naik 3 Persen
Namun, secara umum, sektor properti masih sangat cerah.Berdasarkan hitungannya, nilai kapitalisasi bisnis ruko akan meningkat, dari Rp 13,2 triliun menjadi 15,2 triliun pada tahun ini"Dan pada 2009 saya prediksi mencapai Rp 20 triliun," ramalnya
Sementara untuk sektor perumahan, tahun ini nilai kapitalisasinya diramal bakal menembus Rp 29,3 triliunTahun sebelumnya, nilai kapitalisasi proyek perumahan secara nasional "hanya" Rp 22,9 triliunDan, pada tahun depan bakal menembus Rp 35 triliun
Karena itu, Panangian menyarankan agar investor tak ragu berinvestasi di sektor properti"Harganya akan semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Terkait besaran suku bunga KPR, dia tak merisaukannyaDia memprediksi tingkat suku bunga KPR akan turun menjadi 9,5 persen pada 2009Tahun ini, tingkat suku bunga KPR dia ramal akan sebesar 11,5 persen; tidak akan mencapai lebih dari itu seperti diramal sejumlah pengamatSementara untuk tingkat suku bunga konstruksi akan turun menjadi 13 persen pada 2009, setelah tahun ini berkisar 14 persen.
Satu lagi bukti bahwa sektor ini akan terus menggeliat adalah dalam lima tahun ada 155 ribu rusunami yang dibangun oleh pengembang besar
Panangian menyatakan, investasi properti di Indonesia jauh lebih menarik dibandingkan negara-negara lainnya"(Sebab), return properti di Indonesia jauh lebih tinggi daripada return properti di luar negeri," paparnyaDi Indonesia, harga properti bisa dibilang termurah di Asia, namun tingkat return-nya tertinggiKarena itu, dia menilai, dibandingkan dengan instrumen investasi lain, seperti saham, obligasi, dan deposito, sektor properti masih lebih solid.
Dia mencontohkan, total return untuk tanah bisa mencapai 17 persen setahunKemudian, untuk ruko dan rukan, return-nya hingga 21 persen per tahunHasil riset Global Property Guide menunjukkan, imbal hasil rata-rata sewa properti per tahun di Jakarta mencapai 13,4 persenSedangkan di Kuala Lumpur (Malaysia), Seoul
(Korsel), Bangkok (Thailand), dan Singapura masing-masing hanya 8,91 persen; 8,75 persen; 7,64 persen; dan 2,8 persen.
Kondominium juga menjadi pasar yang potensial untuk warga negara asing (WNA)Panangian menghitung, dengan 55 ribu WNA per tahun, dengan rata-rata investasi kondominium sebesar Rp 2 miliar per tahun, maka nilainya akan mencapai Rp 110 triliun per tahun"Hal tersebut menjadi bukti bahwa Indonesia bakal menjadi macan properti Asia," ujarnya
Secara terpisah, Presdir PT Bakrieland Development Tbk, emiten properti berkapitalisasi pasar terbesar di lantai bursa, Hiramsyah SThaib, mengatakan, sektor properti tidak akan terimbas kenaikan suku bunga KPR yang direncanakan industri perbankan”Kenaikannya tidak signifikanArtinya, tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor ini,” ujarnya
Hiramsyah mengemukakan, sektor menengah akan menjadi penopang bagi pertumbuhan sektor iniKekhawatiran akan terjadinya kredit bermasalah akibat kenaikan suku bunga KPR tidak akan terjadi karena konsumen di segmen menengah terbilang stabil dalam pendapatanSehingga, pembayaran kreditnya tidak akan terlalu bermasalah(eri)
Kapitalisasi Bisnis Properti
Tahun Nilai
2005 93.389
2006 82.531
2007 75.451
2008 81.098
Total 332.469
Keterangan: Dalam Rp Miliar
Sumber: Panangian Simanungkalit & Associates
BACA ARTIKEL LAINNYA... IPO KS Butuh Waktu
Redaktur : Tim Redaksi