Bisnis Putra Presiden Dapat Kucuran Dana Rp 101 Miliar, Ubedilah Badrun: Luar Biasa!

Selasa, 07 Juni 2022 – 18:40 WIB
Bisnis rintisan Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka dapat kucuran dana. Foto: Romensy Augustino/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menanggapi soal kucuran dana Rp 101 miliar untuk bisnis putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

Perusahaan startup bidang kuliner yang digagas keduanya, Mangkokku mendapatkan dana USD 7 juta atau setara Rp 101 miliar dari Alpha JEC Ventures, EMTEK, dan partisipasi dari Cakra Ventures.

BACA JUGA: Kebijakan Jokowi Dinilai Bawa Kemajuan Besar Bagi Perkembangan Pesantren

"Luar biasa, bisnisnya putra presiden ini mendapat suntikan dana baru di tengah banyak bisnis rintisan yang mengalami situasi susah dan berujung bangkrut," kata Ubedilah, Selasa (7/6).

Secara umum, lanjut dia, ada tiga makna terkait pemberian dana besar dalam bisnis.

BACA JUGA: Jokowi Minta Putra Putri Terbaik Indonesia Pulang, Inggris Malah Tawarkan Kesempatan Menggiurkan

Pertama, dana dalam jumlah besar diberikan karena investasi sebelumnya digunakan secara produktif, optimal, dan mendatangkan benefit sesuai target atau melebihinya.

Dengan begitu, investor percaya kepada pengelola bisnis untuk terus memberikan dana.

BACA JUGA: Jokowi Disebut Pemimpin Moderat yang Mempersatukan Berbagai Kalangan

Kemudian, suntikan dana baru miliaran juga diberikan sebagai kucuran dana segar untuk membantu suatu bisnis yang menghadapi situasi buruk.

"Jadi, semacam dana penyelamatan atau untuk menyelamatkan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kebangkrutan," tambah aktivis 98 itu.

Makna ketiga dari suntikan dana dengan jumlah besar dalam bisnis ialah upaya untuk mendapat keuntungan lainnya yang bersifat nonfinansial.

"Apalagi perusahaan yang disuntik dana segar tersebut adalah perusahaan milik petinggi," ujar Ubedilah.

Mengenai dana segar untuk perusahaan Gibran dan Kaesang, Ubedilah mengaku tidak tahu hal itu masuk kategori yang mana.

Dia mengungkapkan catatan CB Insight yang menunjukkan ada 70 persen perusahaan startup yang bangkrut setelah 20 bulan penggalangan dana dengan total USD 1,3 juta.

"Bahkan di antara perusahaan-perusahaan ini ada yang tetap harus gulung tikar meski mendapat pendanaan di atas USD 100 juta atau sekitar Rp 1,45 triliun," tutur Ubedilah.

Tren perusahaan rintisan yang gulung tikar itu, lanjut dia, tidak hanya terjadi di luar negeri, tetapi juga melanda perusahaan-perusahaan di Indonesia. (mcr9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Raden Brotoseno Tak Dipecat Polri, Abdul Tantang Presiden Jokowi


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler