Bisnis Tikus Putih Ternyata Menggiurkan, Pak Tentara Ini Sudah Membuktikan

Rabu, 14 September 2016 – 07:51 WIB
Marsono di dalam kandang tempatnya beternak tikus putih di Wonogiri. Foto: Radar Solo/JPG

jpnn.com - WONOGIRI - Tikus putih ternyata merupakan peluang bisnis yang menjanjikan. Tak percaya?

Marsono, anggota TNI yang bertugas di Kodim 0728/Wonogiri, ini adalah buktinya. Sejak 2009 lalu, dia membudidayakan tikus putih di rumahnya, Kajen, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota.

BACA JUGA: Memilukan, Usir Istri, Lalu Bunuh Diri

Menurut Marsono, mulanya ia hanya bermodal Rp 50 ribu untuk membeli lima ekor tikus. “Saya beli empat betina, satu jantan. Belinya dulu di Jogjakarta,” katanya.

Ternyata usahanya terus berkembang. Bahkan, banyak yang tergiur oleh budidaya tikus putih ini, karena perawatannya mudah dan modalnya pun murah. Tikus gampang beranak pinak serta tiap bulan bisa panen.

BACA JUGA: Rombongan Pesantren Mandi di Laut Selatan, Tiga Santri Hilang Terseret Ombak

Waktu yang dibutuhkan untuk mengurus indukan tikus putih pun cukup singkat. Selain itu, beternak tikus bisa menjadi usaha sambilan.

Perawatannya pun tak rumit. “Kandang hanya dibersihkan sepekan sekali, disemprot dengan disinfektan dan dikasih obat,” katanya.

BACA JUGA: Kasihan, PRT Belia Diperkosa Tamu Misterius

Marsonok beternak tikus putih di kandang seluas 6 x 10 meter. Populasinya saat ini sudah mencapai 500 ekor indukan.

Satu induk telur biasa melahirkan delapan sampai 12 ekor, sedangkan mana kehamilan tikus hanya 20 hari. Tingkat kerugian bisa dikatakan Rp 0, karena tingkat kematian juga jarang.

Pakan untuk tikus juga cukup mudah diperoleh. Cukup menggunakan pakan ayam yang biasa dijual di pasar. “Kalau mati kadang-kadang. Biasanya karena mengalami pendarahan saat bunting,” terangnya.

Untuk masalah harga, Marsono membanderol tikusnya dengan harga beragam. Untuk usia satu hari sampai dua pekan Rp 2.000, sedangkan usia 3-4 pekan Rp 2.500. Dewasa sedikit, harganya bertambah Rp 500.

Marsono sudah tidak perlu mempromosikan usahanya ini. Pembeli sudah tahu dan langsung datang sendiri di rumahnya. “Konsumennya para pecinta reptil, mahasiawa praktik, dan pemancing,” katanya.

Setidaknya, usahanya yang dirintisnya sejak 2009 itu telah membuahkan hasil. Setiap bulan, Marsono menghasilkan Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Usaha ini sangat menjanjikan dan memiliki prospek cerah ke depan.

Bahkan, Marsono mengaku tidak bisa memenuhi permintaan pasar yang lebih luas.  “Saya hanya bisa memenuhi pasar Surabaya, Jogja dan Solo. Jogja saja 400 ekor dan Surabaya 350 ekor,” katanya.(kwl/bun/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeyel, Dua Santri Hilang Tergulung Ombak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler