jpnn.com, SIDOARJO - Bisnis transportasi dan logistik kini makin menggeliat seiring dengan agresifnya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur.
Kebutuhan jasa pengiriman barang antardaerah dengan menggunakan truk pun kian tinggi karena mudahnya akses transportasi.
BACA JUGA: Pelarangan Truk di Kalimalang Dikeluhkan
CEO Ritase Iman Kusnadi menjelaskan, tingginya demand itu kadang membuat pengusaha truk mengalami banyak kendala.
Mulai rumitnya mengatur manajemen armada, keterbatasan dalam penyediaan angkutan, sampai persoalan teknis.
BACA JUGA: Aptrindo Ingin Buka Sekolah Pengemudi Truk
’’Nah, kami ingin memberikan solusi atas semua permasalahan tersebut melalui aplikasi Ritase,’’ ujar Iman, Sabtu (2/2).
Sejak Ritase diluncurkan di Jakarta tahun lalu, pihaknya berhasil menuai respons positif dari masyarakat.
Sampai saat ini, sudah ada 250–300 perusahaan truk logistik yang bermitra dengan Ritase.
Dari jumlah tersebut, 40 persennya berasal dari Jatim. Segmen yang dibidik Ritase adalah business-to-business.
’’Selama ini mungkin perusahaan logistik besar sudah punya layanan digitalnya. Namun, banyak juga perusahaan di segmen menengah yang belum terdigitalisasi. Karena itu, kami siap berkolaborasi,’’ tegas Iman.
City Manager Surabaya Ritase Arief Effendy menyatakan, pada 2019 pihaknya akan agresif menggaet pengusaha truk untuk mau memanfaatkan layanan aplikasi Ritase.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyediakan fasilitas smart shelter (garasi singgah).
’’Garasi singgah itu bisa dimanfaatkan para pengemudi truk yang telah menjadi mitra Ritase untuk beristirahat di tengah perjalanan,’’ jelas Arief.
Sebagai tahap awal, untuk wilayah Jatim, hanya ada garasi singgah di Sidoarjo. Namun, ke depan Ritase berkomitmen menyediakan lebih banyak lagi garasi singgah. (agf/car/c17/c14/oki)
Redaktur : Tim Redaksi