jpnn.com, JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan mengatakan, pihaknya memahami apabila Bank Indonesia (BI) menganggap bitcoin ilegal sebagai alat pembayaran.
Namun, sah-sah saja jika ada orang yang berminat ”bermain” bitcoin.
BACA JUGA: Baru 7 Tol di Jatim Terapkan Sistem Nontunai
”Menurut saya, ini hanya cocok untuk orang yang ingin memiliki portofolio dengan risiko tinggi,” kata Oscar, Minggu (31/12).
Dia tidak menampik volatilitas bitcoin sangat drastis per hari.
BACA JUGA: Penggunaan Bitcoin Sudah Tidak Terkontrol
Meski begitu, orang dengan profil risiko agresif tetap hobi masuk ke pasar blockchain.
”Ini trading digital asset yang dianggap tepat oleh mereka yang tidak takut akan risiko,” ujarnya.
BACA JUGA: Enggan Beli Rumah, Generasi Milenial Pilih Liburan
Richard A. Z. Maspaitella, mantan pemain Bitcoin, menuturkan bahwa semakin masyarakat dilarang, kian banyak yang penasaran.
Menurut dia, bitcoin hanya cocok untuk orang-orang yang berani ambil risiko dan paham teknologi.
Bitcoin juga cocok bagi orang yang paham berita-berita pasar keuangan global serta mengerti kapan saat yang tepat untuk mengambil tindakan.
Pemain baru yang awam mengenai hal tersebut mayoritas merugi.
”Permainan ini penuh pertaruhan, bahkan seperti judi. Logikanya, kalau pemerintah mau melarang, selain karena terlalu berisiko, mungkin karena bitcoin tidak membawa keuntungan apa pun buat negara,” terang Richard.
Perdagangan bitcoin saat ini memang tidak dikenakan pajak.
Hal itu berbeda dengan perdagangan forex dan komoditas yang diawasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti).
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyatakan, jika pemerintah ingin melarang cryptocurrency di Indonesia, harus ada koordinasi yang baik antara BI, OJK, dan Kemkominfo.
Menurut dia, cryptocurrency yang tak terkendali bisa menjadi bubble.
Ketika bubble pecah, akan berdampak sistemik bagi pasar keuangan Indonesia.
Di luar risiko yang ditimbulkan, cryptocurrency bisa dimanfaatkan untuk berkirim uang antarnegara.
”Bitcoin bisa dimanfaatkan para tenaga kerja untuk remitansi. Nah, ini teguran bagi industri perbankan dan remitansi, kenapa harga layanannya kok mahal. Kalau orang mau gratis dan cepat ya lebih menguntungkan cryptocurrency,” ujarnya. (rin/c21/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Go-Jek Akuisisi 3 Perusahaan Financial Technology
Redaktur & Reporter : Ragil