jpnn.com, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memulai aksi agar Indonesia bebas stunting pada 2030.
Mereka menggandeng dua lembaga nirlaba, 1000 Days Fund atau Yayasan Seribu Cita Bangsa dan Yayasan Kesehatan Perempuan, untuk mewujudkan target tersebut.
BACA JUGA: Inilah Konsep Baru BKKBN Turunkan Angka Stunting di Indonesia
Menurut data 2019, jumlah kasus stunting di Indonesia mencapai 29,67 persen, lebih tinggi dari dari angka standar WHO yaitu 20 persen.
Data terkini juga menunjukkan bahwa sekitar 9 juta balita Indonesia saat ini mengalami stunting. Ini artinya 1 dari 3 bayi yang dilahirkan terdiagnosa stunting.
BACA JUGA: Rumah Wendi Digerebek Polisi, 9 Pria dan 1 Wanita Tepergok Tengah Berbuat Terlarang, Tuh Lihat
Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun lalu hingga kini, diyakini memperburuk jumlah angka stunting, dimana seluruh aspek pasti terpengaruh terutama perekonomian, yang tentu saja berdampak pada tumbuh kembang anak. Sebanyak 60% posyandu tidak menjalankan fungsinya, dan lebih dari 86% program stunting berhenti akibat pandemi.
Melihat tingginya jumlah stunting, BKKBN mulai menyiapkan aksi jangka panjang dnegan mematok target bebas stunting pada 2030. Tetapi, sebelum ke sana, BKKBN telah membuat perencanaan secara bertahap.
BACA JUGA: Dua Calon Penumpang Lion Air Diciduk Bawa Sabu-sabu, Disimpan dalam Sepatu, Tuh Lihat
"2019 lalu jumlah stunting di Indonesia 29,67 persen dan di masa pandemi kembali naik menjadi 32,5 persen," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, di Jakarta, Kamis (8/4).
Dia menjelaskan bahwa Presiden RI Joko Widodo telah menginstruksikan kepadanya agar 2024 angka stunting bisa turun sampai 14 persen. Harapannya, dengan penurunan signifikan itu dari sekarang, maka di 2030 Indonesia bebas stunting.
Untuk itu, yang menjadi sasaran utama pemerintah melalui BKKBN untuk diturunkan angka stunting-nya ialah di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebab, provinsi yang berbatasan langsung dengan Timor Leste menjadi wilayah yang angka stunting-nya tertinggi di Indonesia.
"Kami akan memulai lebih dulu dari NTT. Minimal empat kabupaten yang ada disana untuk bekerja bersama menjadi mitra kami. Semoga apa yang kami kerjakan di NTT bisa diteruskan ke provinis lain nantinya," terang pria asal Kulon Progo tersebut.
Salah satu mitra BKKBN, yakni 1000 Days Fund atau Yayasan Seribu Cita Bangsa yang diwakili Zack Petersen selaku Lead Strategist 1000 Days Fund mengatakan, saat ini jumlah kasus stunting di Indonesia sangat serius. Menurutnya, perlu aksi nyata untuk menurunkan stunting di Indonesia.
1000 Days Fund pun mempunyai cara efektif, yakni dengan terjun langsung ke lapangan guna memberikan edukasi dan sosialisasi secara door to door.
"Kalau mau jaga stunting, kami harus fokus berada di desa. Itu lucu, kalau kami bicara di sini namun tidak hadir di desa-desa seperti NTT maupun NTB. Kami harus masuk ke rumah-rumah untuk memberi pengetahuan dengan ibu-ibu," terangnya.
Permasalahan terbesar dalam pengentasan stunting di Indonesia ialah masih kurangnya edukasi kepada masyarakat.
BACA JUGA: Brigadir AG dan Briptu DK Dipecat, Kapolres: Perbuatan Mereka Sudah Tak Bisa Ditolerir
Mulai dari soal gizi seimbang serta faktor kebersihan di dalam lingkungan. Bukti angka stunting ini masih tinggi terbukti dengan besarnya presentase ibu hamil yang menderita anemia. Padahal, kondisi tersebut menjadi risiko tinggi bahwa anak yang dilahirkan nantinya bisa stunting. (dkk/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad