BKPM Ogah Revisi Target Investasi

Jumat, 02 Juni 2017 – 15:28 WIB
Kepala BKPM Thomas Lembong

jpnn.com, JAKARTA - Lonjakan peringkat layak investasi (investment grade) tak membuat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berencana merevisi target investasi.

Pasalnya, target tahun ini telah proporsional. Selain itu, patokan target investasi tahun ini telah ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

BACA JUGA: Perekonomian Batam Semakin Sulit, 34 Perusahaan Tutup dalam 5 Bulan

Sepanjang tahun ini, BKPM mendapat mandat untuk menggaet invetasi senilai Rp 670 triliun.

Tahun depan, BKPM dibebani proyeksi investasi sejumlah Rp 840 triliun.

BACA JUGA: Ini Syarat Pengusaha yang Ingin Investasi di Kalteng

Karena itu, menilik proyeksi tersebut, BKPM merasa belum perlu melakukan revisi target ke level lebih tinggi.

”Target existing sudah setengah mati. Jadi, kenaikan rating itu mempermudah tugas kami untuk meraih target investasi sangat luar biasa itu,” tutur Kepala BKPM Thomas Lembong.

BACA JUGA: Investasi 9 Juta Dolar Amerika, Asus akan Produksi Ponsel Pintar di Batam

Meski begitu, Thomas optimistis pihaknya bisa mencapai target realisasi investasi sepanjang tahun ini.

Pengakuan layak investasi teranyar dari Lembaga Pemeringkat Standard's and Poor (S&P) menjadi sentimen positif. ”Peringkat itu amat membantu,” imbuhnya.

Peringkat itu diyakini dapat menarik lebih banyak modal masuk ke Indonesia.

Terutama dari investor yang selama ini belum melirik Indonesia lantaran belum meraih layak investasi dari S&P.

Namun, BKPM harus berkeliling dunia dengan lebih gagah mengusung investment grade yang diberikan S&P.

”Layak investasi ini kali pertama dalam 20 tahun terkahir,” tegas Thomas.

Thomas sebelumnya memprediksi kenaikan peringkat utang dari S&P dapat mendatangkan aliran dana sebesar USD 5 miliar hingga USD 10 miliar dalam 12 bulan mendatang atau setara Rp 65 triliun hingga Rp 130 triliun.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk Indonesia melalui investasi portofolio mencapai Rp 108 triliun.

Jumlah itu naik 74,19 persen dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy) hanya mencapai Rp 62 trilun. (far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Salah Satu Penyebab Terhambatnya Investasi Masuk ke Batam


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler