Inilah Salah Satu Penyebab Terhambatnya Investasi Masuk ke Batam

Rabu, 24 Mei 2017 – 03:59 WIB
Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepri. Foto: Batampos/jpg

jpnn.com, BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam mengungkapkan bahwa terhambatnya pertumbuhan investasi di Batam, Kepulauan Riau, salah satunya disebabkan tarif logistik Singapura ke Batam masih tinggi.

Tingginya tarif logistik itu juga jelas-jelas menyebabkan alur ekspor impor di Batam juga menjadi terganggu.

BACA JUGA: 1.875 Anak Batam Belajar Cara Sikat Gigi yang Benar

"Untuk kapal yang membawa 100 kontainer berukuran 20 feet dari Batam ke Singapura memakan biaya 500 Dolar Singapura. Sedangkan dari Jepang, Korea dan China ke Singapura hanya 250 Dolar Singapura," kata Deputi V BP Batam, Gusmardi Bustami, kepada Batam Pos (Jawa Pos Group), Selasa (23/5).

Mengapa tarifnya begitu mahal. Penyebabnya adalah kapasitas pelabuhan Batuampar yang sangat kecil. Gusmardi menuturkan banyak kapal yang datang membawa puluhan ribu kontainer menuju Batam, namun tidak bisa langsung masuk ke Batuampar karena pelabuhannya hanya dapat menampung 100 kontainer, sangat jauh jika dibandingkan dengan kapasitas Pelabuhan Tanjungpriuk yang bisa menampung 8500 kontainer.

BACA JUGA: Perampok Beraksi, Penjaga Ruko Disekap, Rp178 Juta Dibawa Kabur

Sehingga banyak kapal tersebut berlabuh terlebih dahulu ke Singapura untuk menurukan kontainer yang kemudian dimuati ke kapal-kapal kecil agar bisa ke Pelabuhan Batuampar."Jika makin besar kapasitas makin turun biaya, makanya kami datang untuk memperbaiki pelabuhan," jelasnya.

Tarif logistik mahal juga dibenarkan oleh Ketua Asosiasi Tenaga Ahli Kepabeanan (ATAK) Batam, Sunaryo. Tarif logistik sangat tinggi dan itu disebabkan karena minimnya kapasitas pelabuhan Batuampar.

BACA JUGA: Wali Kota Batam Ngotot Minta Tarif Listrik Turun

"Namun disamping itu, tarif yang tinggi juga didorong oleh tarif mahal yang ada di dalam tarif jasa pelabuhan BP Batam. Disini sangat mahal, belum lagi pungutan - pungutan tak jelas," katanya.

Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono juga mengatakan hal ini menjadi dilema bagi BP Batam. Sama seperti ketika ingin mengetahui apakah ayam atau telur yang ada pertama kali."Istilahnya seperti industri dan pelabuhan. Jika industri digedein maka tak bisa juga karena pelabuhannya kecil. Begitu juga sebaliknya," ungkapnya.

Makanya BP Batam mengambil langkah untuk memprioritaskan pembangunan keduanya yakni industri dan pelabuhan secara bersamaan untuk menjawab tantangan pengembangan investasi di Batam.

Ada juga dugaan lain bahwa tingginya tarif logistik Batam-Singapura merupakan permainan kartel. Hal tersebut bisa dilihat dari aktivitas lalu lintas barang di pelabuhan.

Banyak kapal yang tidak bisa merapat karena kapasitas pelabuhan Batuampar yang kecil. Sehingga untuk memperlancar usahanya, terpaksa mereka menurunkan barang di Singapura dan kemudian menggunakan jasa perusahaan shipping untuk mengantarkan kontainer-kontainernya dengan kapal kecil agar bisa berlabuh di Batuampar. Maka terjadilah monopoli harga karena tidak ada pilihan lain.

Andi mengatakan mereka tidak mengetahui mengenai hal tersebut."Makanya kami fokus saja mengenai pengembangan pelabuhan biar bisa menampung kontainer dalam jumlah banyak," tuturnya.(leo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... GPEI Anggap Permen LHK P.17/2017 Bisa Timbulkan Kemelut


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler