Blok Cepu Capai Produksi Puncak

Senin, 06 Januari 2014 – 07:25 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Rendahnya produksi membuat Indonesia menjadi importer minyak. Tahun ini, pemerintah berharap banyak pada 13 proyek migas yang akan berproduksi untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro mengatakan, ada tiga proyek yang mendapat perhatian penuh terkait besarnya produksi yang dihasilkan dan tantangan yang dihadapi. Salah satunya adalah Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu. "Kuartal keempat tahun ini, Blok Cepu akan masuk puncak produksi 165 ribu barel per hari," ujarnya kemarin (5/1).

BACA JUGA: Awal Tahun Harga Daging Naik

Blok Cepu yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Mobil Cepu Ltd (MCL) memang digadang-gadang menjadi tulang punggung baru produksi minyak di Indonesia.

Karena itu, lanjut Elan, beberapa tantangan seperti masalah sosial ekonomi dan keterlambatan dalam proses rekayasa, pengadaan, dan konstruksi fasilitas, harus bisa diatasi secepatnya. "Untuk itu, proyek ini harus dikawal secara intensif agar tidak mundur," katanya.

BACA JUGA: Dukung Kenaikan TTL untuk Industri

Proyek penting lainnya adalah Lapangan Bukit Tua, Blok Ketapang 2 dengan kontraktor Petronas Carigali. Proyek ini rencananya mulai memproduksi gas 70 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan 20.000 barel minyak per hari ini pada kuartal empat 2014.

"Hal yang perlu dicermati adalah proses negosiasi harga gas dan perubahan calon pembeli. Selain itu, proyek ini menggunakan skanario hulu dan hilir. Dengan begitu, ada kebijakan strategis yang diambil di luar kewenangan SKK Migas," jelas Elan.

BACA JUGA: Pertamina Bantah Ada Kelangkaan Pasokan Elpiji

Proyek penting ketiga adalah Blok Kepodang di Lapangan Muriah yang juga dioperatori Petronas. Proyek dengan produksi 116 mmscfd ini bergantung pada selesainya pipa penyalur gas di hilir. "Untuk konstruksi fasilitas produksi di hulu akan selesai Oktober 2014," ucapnya.

       
Elan menyebut, total ada 13 proyek migas yang mulai berproduksi pada 2014. Total kapasitas produksi dari seluruh proyek tersebut adalah gas 954 juta mmscfd dan 194.121 barel minyak per hari. "Target ini harus dijaga. Jika ada yang terlambat bisa mempengaruhi kinerja lifting 2014," ujarnya.

Beberapa proyek tersebut antara lain adalah Sisi Nubi 2B, Blok Mahakam dengan kontraktor Total E&P Indonesie yang ditargetkan berproduksi 350 mmscfd pada kuartal pertama 2014. Kemudian pengembangan gas Senoro dengan operator JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi direncanakan mulai produksi 8 mmscfd dan 250 barel minyak per hari pada kuartal ketiga.
       
Tiga proyek yang sebelumnya ditargetkan produksi 2013 juga mulai berproduksi pada kuartal pertama tahun 2014 ini. Ketiga proyek itu adalah Lapangan Ridho dengan kontraktor Odira Energy Karang Agung berproduksi 1.200 barel minyak per hari.

Lapangan Gundih yang dikembangkan Pertamina EP berproduksi 50 mmscfd dan 600 barel minyak per hari. Lalu Proyek Bayan A dengan kontraktor Manhattan Kalimantan Investment berproduksi 15 mmscfd dan 250 barel minyak per hari. (owi/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hatta Pastikan RUPS Pertamina Koreksi Harga Elpiji


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler