Blok Mahakam Dinilai Harus Dikelola Pertamina

Kamis, 28 Juli 2011 – 16:12 WIB
JAKARTA - Potensi pendapatan yang sangat tinggi dari Blok Gas Mahakam mengundang minat kontraktor untuk mengoperasikannyaSaat ini, kepemilikan blok gas terbesar di Indonesia itu dikuasai masing-masing 50 persen oleh Total EP Indonesie (Prancis) dan Inpex Corp (Jepang).

Dalam hal ini, sejumlah pihak menilai Pertamina diyakini mampu mengelola blok tersebut

BACA JUGA: Pusat Restui Batam Impor Daging

Oleh karenanya, sudah sepantasnya pemerintah memberikan kesempatan kepada Pertamina selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengelolanya, ketimbang memperpanjang kontrak perusahaan asing yang sebentar lagi berakhir.

"Total sangat berkepentingan untuk memperoleh perpanjangan kontrak
Apalagi Blok Mahakam berada pada lokasi offshore laut dangkal, sehingga memudahkan kegiatan eksploitasi

BACA JUGA: Asuransi Lewat Telemarketing Meningkat

Karena itu, kita yakin Pertamina akan mampu mengelola Mahakam, karena telah berpengalaman mengelola Blok ONWJ dan Blok WMO," tutur Direktur Indonesian Resources Studies (Iress), Marwan Batubara, Kamis (28/7), dalam sebuah kegiatan di Komplek MPR RI, Senayan, Jakarta.

Marwan mengatakan, berdasarkan kajian berbagai sumber termasuk dari BP Migas, Blok Mahakam diperkirakan masih menyimpan cadangan gas sekitar 14 triliun cubic feets (tcf)
"(Itu) Lebih besar dari gas Tangguh yang hanya berpotensi sekitar 8 tcf," ungkap Marwan.

Menurutnya, produksi gas dari Blok Mahakam itu mencapai 2,6 tcf per tahun, dengan pangsa pasar terbesar adalah ekspor ke Jepang

BACA JUGA: Ekspor ke Tiongkok Meningkat 61 persen

"Sejak 1967 hingga 2009, total produksi gas dan minyak dari Blok Mahakam masing-masing telah mencapai 13,7 tcf dan 1.065,5 juta barel," katanya pula.

Marwan menjelaskan lagi, di blok itu sejauh ini lebih dari 1.288 sumur telah dibor sepanjang aktivitas ekploitasi dan eksplorasiInvestasinya sendiri sudah sekitar USD 21 miliar, dan pada akhir 2008 telah menghasilkan USD 99 miliar untuk penerimaan kotorDengan cadangan gas sebesar 14 tcf dan asumsi harga rata-rata minyak selama masa eksploitasi adalah 90 dolar AS per barel, serta kurs USD setara Rp 8.500, maka menurut Marwan potensi pendapatan kotor dari Blok Mahakam adalah USD 229.63 miliar"Atau sekitar Rp 1951,88 triliun," katanya.

Dalam hal ini, Iress pun meminta agar pemerintah tidak tersandera oleh tekanan asing, target lifting dan komitmen pengembangan dan investasi migas, maupun kerjasama ekonomi yang ditawarkan kontraktor asing dalam upaya memperoleh perpanjangan kontrak itu"Tahun 2017, Blok Mahakam harus dikembalikan kepada negara, untuk kemudian diserahkan pengelolaannya kepada PertaminaPertamina harus menjadi operator Blok Mahakam sejak 2017," tegas Marwan.

Lebih jauh, Iress juga meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mewariskan kebijakan Blok Mahakam yang visioner, konstitusional, bermartabat dan pro-rakyat"Bukan mewariskan ironi pada KK Freeport dan KK Inco," tegasnya pula(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perkuat Pasar, Produsen Benih Gandeng Petani


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler