Ekspor ke Tiongkok Meningkat 61 persen

Kamis, 28 Juli 2011 – 05:59 WIB

SURABAYA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakin Indonesia bisa memanfaatkan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) untuk memperluas pasar ekspor TiongkokOptimisme itu didukung catatan nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok tahun lalu yang mencapai USD 12,4 miliar, naik 61 persen jika dibandingkan dengan 2009 sebesar USD 7,7 miliar

BACA JUGA: Perkuat Pasar, Produsen Benih Gandeng Petani



Kasubdit Jasa Bisnis Distribusi dan Keuangan Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iskandar Panjaitan mengatakan, pasar Tiongkok masih sangat potensial untuk dikembangkan
Selain jumlah penduduknya sangat besar, kondisi perekonomian Tiongkok terus membaik

BACA JUGA: Kebutuhan Impor BBM Melonjak

”Dengan ACFTA, Indonesia tetap berpeluang membidik pasar itu,” ungkapnya setelah sosialisasi hasil kesepakatan kerja sama bilateral dan internasional di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surabaya, Rabu (27/7).

Berdasar data BPS, ekspor nonmigas ke Tiongkok pada Mei 2011mencapai angka terbesar, yaitu USD 1,81 miliar
Disusul ekspor ke Jepang USD 1,53 miliar dan Amerika Serikat USD 1,32 miliar

BACA JUGA: Juli, Konsumsi BBM Subsidi Tertinggi

Ekspor ke Uni Eropa (27 negara) mencapai USD 2,02 miliar

Posisi ekspor ke Tiongkok pada Mei tersebut naik 15,2 persen daripada April yang tercatat USD 1,57 miliarJika dibandingkan dengan Maret, ekspor nonmigas ke Tiongkok melonjak 39,23 persen dari USD 1,30 miliar

Dia juga mengungkapkan, peluang untuk memperbesar pasar di Tiongkok dengan ekspor produk dari Jatim masih sangat mungkinMenurut dia, transaksi perdagangan Tiongkok dengan Jatim selama ini minus USD 3,85 miliar”Mestinya masih bisa digenjot lagi,” terangnya

Menurut Iskandar, kepercayaan diri masyarakat harus ditumbuhkan mengingat komposisi impor Indonesia terhadap barang-barang dari Tiongkok sebenarnya didominasi oleh bahan bakuPorsinya mencapai 75,1 persen jika dibandingkan dengan impor barang modal yang hanya 16,7 persen dan barang konsumsi 8,2 persenArtinya, peluang Indonesia masih lebar untuk memproduksi produk-produk di industri hilir yang lebih bernilai daripada mengimpor barang jadi dan mengekspor barang mentah.

”Jadi, tantangan ACFTA 2011 adalah membanjirnya produk Tiongkok di pasar globalProduk dari Indonesia dan Tiongkok akan bersaing secara langsungContohnya, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, elektronik, ban, furnitur, industri permesinan, serta mainan anak-anak,” jelasnya(gal/c6/fat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perlu Dibentuk Kementrian Baru Khusus Pangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler