Blunder Politik Teman Ahok di Pilkada DKI versi Adian

Selasa, 12 Juli 2016 – 19:20 WIB
Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu. Foto JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitulu mengatakan Teman Ahok yang diyakini akan bisa membantu perjalanan karier politik Basuki Tjahaja Purnama untuk bisa kembali menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta tidak banyak membantu.

Bahkan menurutnya, keberadaan Teman Ahok hanya akan menjadi blunder politik. "Perjalanan Teman Ahok sepertinya akan antiklimaks dan menciptakan blunder baru bagi Ahok," kata Adian dalam keterangan persnya, Selasa (12/7).

BACA JUGA: Usul Haramkan Ahok, Ahmad Dhani Malah Di-bully Massa

Blunder yang dimaksud Adian yang dilakukan Teman Ahok adalah dibangunnya cerita yang tak masuk nalar mulai dari dana yang digunakan untuk mengumpulkan KTP yang dijadikan dukungan maju sebagai calon independen.

"Cerita anak muda yang tidak mengerti bisnis tapi tiba-tiba sanggup mengelola modal Rp 500 juta menjadi berlipat 1300 persen dalam waktu 1 tahun tentu  cerita yang sangat heroik," katanya.

BACA JUGA: Maaf, KPU Tak Bisa Awasi Keuangan Teman Ahok

Adian mengatakan, cerita itu baru daru sisi anggaran. Dari pengumpulan KTP juga dianggapnya tak masuk akal.

"Anak muda yang mengumpulkan 770.000 KTP dalam 8 bulan lalu dibakar, kemudian mengumpulkan lagi 1 juta KTP baru lengkap dengan formulir bertanda tangan hanya dalam waktu 90 hari tentu cerita yang amat sangat heroik. Dua cerita yang heroik luar biasa itu tentu sangat dekat dengan kebohongan," katanya.

BACA JUGA: Fahri Hamzah: Sempurna! Ahok Lecehkan Parpol

Adian melanjutkan, Teman Ahok lalu merayakan perolehan 1 juta KTP pada 20 Juni 2016.

"Tapi lucunya hitung manual baru mereka lakukan 29 juni, 9 hari kemudian. Nah lho, mana yang bohong, perayaannya yang bohong atau hitung manualnya yang bohong?" tanyanya.

Dari situasi ini, Adian pun menyebut Ahok mengibaratkan seperti buah simalakama telah dipetik, tak mungkin di rekat lagi ketangkainya.

"Dimakan, ibu mati, tidak dimakan, bapak yang mati. 1 juta KTP sudah diklaim, sulit meralatnya, walau aneh, kok bisa Ahok justru menjadi ragu ketika 1 juta KTP dari syarat minimal 525.000 KTP justeru sudah ada," ucapnya.

Sejauh ini, Ahok memang belum menentukan pilihan maju dengan sebagai calon independen atau lewat partai meski sudah memenuhi dukungan dari Nasdem, Golkar, dan Hanura.

Kondisi ini pun juga dianggap Adian akan menjadi blunder. "Ahok mulai berfikir ikut jalur partai justru disaat klaim 1 juta KTP sudah dibuatkan pestanya. Blunder! Keraguan Ahok menular dan membuat rakyat berpikir, kenapa harus ragu jika dari 1 juta KTP itu tidak ada yang palsu," katanya.

Namun, Adian pernah ditantang ikut melakukan verifikasi terhadap KTP yang sudah dikumpulkan Teman Ahok. Undangan itu ditolak dengan alasan hanya membuang-buang waktu untuk hal yang tak diketahuinya.

"Bagaimana mungkin saya membuang waktu selama lima atau enam jam hanya untuk duduk dan mendengar paparan dari kesimpulan sebuah cerita yang tidak saya ikuti langsung prosesnya setiap hari. Saya tidak mau buang waktu untuk menyaksikan pengujian yang dilakukan dengan sample random melalui telepon, karena sudah lama saya tidak lagi berminat bermain tebak-tebak buah manggis," ujar Adian. (jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa Pun Saingannya, Ahok-Heru Tetap Unggul


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler