jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjadi tuan rumah workshop International Indian Ocean Expedition 2 (IIOE-2). Kegiatan yang digelar 19 - 23 Maret di Jakarta itu diikuti 53 peneliti Indonesia dan 50 periset internasional.
Kegiatan yang diikuti lembaga riset dan universitas itu juga didukung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), serta Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU).
BACA JUGA: Penumpang Diminta Maklum Jika ada Penerbangan Delay
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan, IIOE merupakan program yang melibatkan para peneliti ilmiah internasional di bidang oseanografi dan atmosfer di lingkungan pesisir sampai laut. “Saya bersyukur dan berterima kasih karena telah dipercaya menyelengarakan acara multinasional ini," paparnya.
Herizal meyakini kegiatan itu sangat bermanfaat untuk membantu dalam memprediksi iklim. Terutama informasi tentang aktivitas di Samudra Hindia seperti arus laut ataupun pengaruhnya terhadap iklim dan ekosistemnya.
BACA JUGA: Operator Penerbangan Diminta Waspadai Cuaca Buruk
“Hasil yang diperoleh merupakan komponen penting untuk layanan maritim, pengelolaan lingkungan, prediksi iklim dan ketahanan pangan dan energi," ujar Herizal.
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Warga di Sejumlah Daerah Ini Harus Waspada
Lebih lanjut Herizal mengatakan, Samudra Hindia menjadi objek kegiatan karena merupakan salah satu lautan terluas di dunia. Menurutnya, IIOE akan difokuskan pada wilayah Samudra Hindia yang menjadi kunci dalam menentukan pengendali cuaca dan iklim di dunia.
“Samudera Hindia memiliki manfaat ke semua negara. Iklim di Samudera Hindia sangat kompleks dan menjadi faktor terhadap kejadian cuaca ekstrem. Selain itu, Samudera Hindia menjadi sumber daya hayati dan non-hayati yang sangat penting bagi masyarakat di kawasan Samudra Hindia," ungkap Herizal.
Keterlibatan Indonesia secara penuh dalam IIOE-2 dinilai sangat penting karena peneliti dapat berinteraksi dan berkontribusi untuk riset Samudra Hindia, sekaligus mewujudkan Nusantara sebagai poros dari maritim dunia. Karena itu BMKG berperan aktif dalam kegiatan collaborative oceanographic and atmospheric research bersama institusi ilmiah dan riset di sekitar Samudra Hindia di bawah koordinasi Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC).(jaa/indopos/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, Waspadalah!
Redaktur : Tim Redaksi