BMKG Gandeng NOAA demi Tingkatkan Akurasi Prakiraan Cuaca

Jumat, 26 Mei 2017 – 22:22 WIB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, BALI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geografi (BMKG) menggelar workshop tentang peningkatan akurasi informasi iklim dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat.

Workshop itu sebagai bentuk apresiasi atas kolaborasi BMKG dengan NOAA yang telah berlangsung selama 12 tahun. Tema workshop yang digelar di Bali, Senin (22/5) itu adalah adalah The Role of Ocean Observations for Improving Subseasonal to Seasonal Forecast in Indonesia.

BACA JUGA: Mandailing Natal Kembali Diguncang Gempa 5,2 SR

Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan, workshop itu merupakan apresiasi  kerja sama lembaganya dengan NOAA yang berlangsung sejak 2001, yang dilanjutkan lagi melalui kolaborasi pada 2013 hingga sekarang.

"Beberapa kegiatan kolaborasi antara BMKG-NOAA antara lain kegiatan observasi laut dan iklim, program InaPRIMA dan persiapan menghadapi Year of Maritim Continent dan keterlibatan aktif BMKG pada Summer Climate International Desk," ujar Eka.

BACA JUGA: Terik, Mendung, Hujan, Lantas Panas Lagi, Begini Penjelasannya

Selama ini, kondisi maritim di Indonesia memiliki peran besar bagi cuaca di belahan dunia lainnya. Karenanya workshop itu demi meningkatkan akurasi informasi iklim dan mengembangkan model prakiraan iklim.

Ocean Climate Research Division Leader NOAA Dr Chidong Zhang mengatakan, hambatan benua maritim atau maritime continental barrier di Indonesia turut berperan dalam mengatur pola rambatan gelombang konveksi atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik. “Sehingga pemahaman terhadap dinamika MJO sebelum dan saat melintasi Indonesia akan memberikan sumbangan besar dalam memahami karakteristik MJO skala global," ujarnya.

BACA JUGA: BMKG Kenalkan Pengamatan Cuaca Berbasis Pesawat

Sementara Deputi bidang IPTEK dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Maritim RI Safri Burhanudin mengharapkan workshop itu bisa mendongkrak peningkatan kemampuan dalam mengolah potensi ekonomi maritim di Indonesia.

“Laut ndonesia merupakan zona perikanan dan penyumbang produksi tuna terbesar di dunia. Oleh karena itu sangat diperlukan data observasi laut untuk mem prediksi terjadinya monsun di Indonesia," kata dia.(rmn/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Madina Kembali Diguncang Gempa 4,6 SR, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BMKG   Iklim Indonesia   Cuaca  

Terpopuler