jpnn.com, JAKARTA - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan terkait penyebab tsunami yang terjadi di Selat Sunda dan sekitarnya, pada Sabtu (22/12) malam.
Dwikorita mengtakan bahwa tsunami yang terjadi kemarin berkaitan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau.
BACA JUGA: Tsunami Banten dan Lampung, 817 Rumah Rusak
"Kami mengkonfirmasikan benar apa yang sebelumnya kami sampaikan bahwa tsunami ini berkaitan dengan erupsi vulkanik Gunung Anak Krakatau yang kolaps menyebabkan longsor bawah tanah laut dan menyebabkan tsunami," ujar Dwikorita saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta, Senin (24/12).
"Batuan koleps ini yang kemudian dalam waktu 24 menit menjadi tsunami di pantai dan kejadian tsunami di pantai itu terkonfirmasi," imbuhnya.
BACA JUGA: Tiga Foto Jokowi saat Meninjau Dampak Tsunami Selat Sunda
Sejauh ini, pihaknya belum bisa mengeluarkan peringatan dini tsunami yang bukan karena gempa tektonik.
"Dengan ada gempa tektonik kami bisa berikan peringatan dini maksimum lima menit apakah itu berpotensi tsunami atau tidak," tuturnya.
BACA JUGA: Genggaman Sang Istri Lepas saat Digulung Tsunami Selat Sunda
Akibat musibah itu tercatat sebanyak 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi.
Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.
Korban dan kerusakan ini terdapat di lima kabupaten terdampak yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.(ric/chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Pasok 27 Ribu Tabung Elpiji 3kg di Pandeglang
Redaktur & Reporter : Yessy