jpnn.com - MAKASSAR - Perubahan suhu yang tadinya panas pada siang hari, berubah jadi dingin malam hari, akhir-akhir ini dirasakan masyarakat Kota Makassar. Inilah pertanda puncak musim kemarau. Diperkirakan kemarau berakhir pada awal September.
Chaerunnisa (27), salah satunya. karyawan swasta yang berkecimpung di dunia kuliner ini, mengakui ada perubahan suhu yang ia rasa ketimbang hari-hari biasanya.
BACA JUGA: 52 Ribu Hektar Sawah Terancam Puso
"Saya kan sif sore jam empat, jadinya pergi kantor sudah salat Asar. Pas di jalan panasnya minta ampun, apalagi naik pete-pete ka. Tetapi, pas malamnya mau pulang dingin sekali," terangnya kepada FAJAR (Grup JPNN), Selasa (12/8).
Kepala Bidang Pelayanan Jasa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Sujarwo, mengatakan hal tersebut merupakan ciri-ciri musim kemarau.
BACA JUGA: Pemkot Kupang Sikapi Temuan BPK Rp 500 Juta
"Kalau pagi hingga siang panasnya mencapai 34 derajat Celcius, tetapi malam dinginnya bisa 23 derajat Celcius. Malah, kadang lebih dingin dari musim hujan," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.
Mengapa hal ini terjadi? Menurut dia, pada siang hari bumi menyerap panas yang diradiasikan oleh matahari.
BACA JUGA: 183 PNS Terbukti Langgar Disiplin Pegawai
"Karena sifat daratan yang dapat menahan panas lebih lama, maka panas tersebut tersimpan dalam bumi. Ketika malam hari saat panas tidak lagi diserap, maka bumi akan melepaskan panas itu keluar ke atmosfer," jelasnya.
Nah, hal ini akan mengakibatkan bumi kehilangan panasnya dalam jumlah yang besar. Sehingga suhunya turun dan mengakibatkan suhu yang dirasakan terasa lebih dingin.
"Minggu ini merupakan puncak musim kemarau. Diperkirakan akan berakhir pada awal September. Saya mengimbau kepada masyarakat untuk memakai jaket pada malam hari. Pada siang hari gunakan masker," pesannya. (dly/ian)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPAI: Hukum Berat Pelaku Mutilasi di Riau
Redaktur : Tim Redaksi