BNI Syariah Dapat Suntikan Modal Rp 500 M

Jumat, 28 Februari 2014 – 04:52 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Masalah permodalan masih menjadi perhatian serius perbankan syariah. Salah satunya Bank BNI Syariah yang menyatakan bakal menambah modal sebesar Rp 500 miliar. 

Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan, modal tersebut rencananya didapatkan dari induk usahanya yakni PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI). "Kalau penambahan modal terjadi, di 2014 CAR (rasio kecukupan modal) BNI Syariah bisa terjaga di 15 persen," ungkapnya kemarin (27/2). 

BACA JUGA: Tak Mau Buru-Buru Izinkan Merpati Terbang ke Jeddah

Sebelumnya, Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo menyatakan, pihaknya bakal menyuntikkan modal tambahan kepada anak perusahaannya tersebut untuk menunjang pertumbuhan. Apalagi, BNI juga akan menggeser dana haji yang dikelola oleh perseroan kepada BNI Syariah mencapai Rp 15 triliun.Saat ini, modal inti BNI Syariah sebesar Rp 1 triliun dengan aset mencapai Rp 15 triliun.

Dinno berharap pada 2014 ini BNI syariah mampu meningkatkan total aset sebesar 30 persen dibandingkan total aset per Desember 2013 yang mencapai Rp 14,7 triliun. "Kami melihat potensi bisnis perbankan syariah masih tinggi, tetapi mungkin kinerjanya tidak setinggi tahun 2013,"

BACA JUGA: Pertamina Setor Dividen dan Pajak Rp 78,22 Triliun

Di sisi lain, setelah melalui proses tarik ulur yang panjang, rapat umum pemegang saham (RUPS) Bank Mandiri menyetujui akuisisi 80 persen saham PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (InHealth). Aksi korporasi bermodal Rp 1,75 triliun itu akan dilakukan secara bertahap sampai akhir 2014." 

Direktur Utama PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya optimistis akuisisi ini dapat memperkuat sinergi antar BUMN. Seperti diketahui, InHealth merupakan anak perusahaan PT Askes (persero) yang telah berubah menjadi BPJS Kesehatan. 

BACA JUGA: NAM Air Akan Layani Rute Baru ke NTT

"Bisnis di bidang asuransi kesehatan itu sangat prospektif. Terlihat dari total spending bidang healthcare termasuk asuransi yang meningkat 20-25 persen per tahun," katanya usai RUPS di kantor pusat Bank Mandiri, kemarin (27/2). 

Sebelumnya, pada 23 Desember 2014 lalu Bank Mandiri menandatangani Contional Share Purchase Agreement (CSPA) bersama Kimia Farma, dan Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), dengan Askes dan Koperasi Bhakti Askes. 

Pada RUPS kemarin Bank Mandiri mengumumkan pembagian dividen sebesar 30 persen dari laba bersih 2013 atau Rp 5,461 triliun. Pemegang saham juga menyetujui penggunaan 57,1 persen dari laba bersih atau Rp 10,39 triliun sebagai laba ditahan. 

Di bagian lain, Bank UMKM Jatim tetap mempertahankan suku bunga 6 persen untuk segmen kredit sektor mikro dan kecil. "Debitur Bank UMKM adalah pengusaha mikro yang start up. Jika bunga dinaikkan pasti potensi kredit macet tinggi," kata Dirut Bank UMKM Jatim Soeroso usai RUPS kemarin.

Soeroso menyebutkan bahwa saat ini jumlah debitur mikro dan kecil berkisar 165 ribu orang. Nilai pinjaman berkisar Rp 2,5  sampai 50 juta. Sampai akhir tahun lalu, posisi rasio kredit macet atau (NPL) 0,98 persen atau jauh dari ambang toleransi 5 persen. Pada akhir tahun lalu, BUMD Pemprov Jatim itu menyalurkan kredit Rp 1,276 triliun. "Akhir tahun lalu kami membukukan laba sebelum pajak Rp 26,3 miliar," ujarnya. (gal/dio/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ford Bidik Eksekutif Muda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler