jpnn.com - jpnn.com - Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono menuturkan, peningkatan pembiayaan yang cukup agresif akan ditopang dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di level yang sama, yakni 17-20 persen.
Pertumbuhan DPK diharapkan juga diperkuat dengan dana pemerintah hasil penerbitan surat utang syariah (sukuk) tahun ini.
BACA JUGA: Wow...Komplek Hunian Unik di Kawasan Puncak
Pemerintah berencana mendongkrak penerbitan sukuk untuk menambah alternatif pembiayaan program-program pembangunan.
”Ketika ditunjuk jadi bank syariah yang menjadi bank persepsi pada tahun 2016, kami belum terlalu optimal. Sekarang kami mulai gencar dan banyak juga menyimpan dana pemerintah, termasuk pemerintah daerah. Dana dari penerbitan sukuk oleh pemerintah, sebaiknya ditempatkan di perbankan syariah,” jelasnya, Kamis (12/1).
BACA JUGA: 5 Syarat WNA Punya Properti di Indonesia
Pada awal 2016, BNI Syariah juga menargetkan pertumbuhan pembiayaan yang cukup agresif, yakni 15-20 persen.
Namun, pada Oktober 2016, Imam melihat target sulit tercapai karena pertumbuhan ekonomi domestik belum sekencang yang diharapkan.
BACA JUGA: Apersi Bangun 12 Ribu Rumah Sederhana Tapak
Misalnya, untuk lini pembiayaan perumahan atau kredit pemilikan rumah (KPR).
Pelonggaran rasio loan to value dinilai baru akan berdampak pada 2017.
Pembiayaan perumahan BNI Syariah diharapkan tumbuh 15 persen pada 2017.
Dengan terbentuknya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Imam berharap perbankan syariah bisa tumbuh pesat.
Dia berharap, ada harmonisasi kebijakan antarotoritas, baik antara Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan juga Kementerian Keuangan.
Misalnya, untuk pengenaan pajak pada deposito perbankan syariah. (ers)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Surabaya Kekurangan Event Internasional
Redaktur & Reporter : Ragil