BNN Rehabilitasi 32 Pengguna Narkoba

Senin, 18 Februari 2019 – 16:21 WIB
Badan Narkotika Nasional (BNN). Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, SURABAYA - Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya terus berupaya menekan jumlah pengguna narkoba melalui rehabilitasi.

Dua bulan terakhir 32 orang dikirim ke tempat rehabilitasi. Mayoritas merupakan pengguna narkoba yang terjaring razia melalui tes urine.

BACA JUGA: BNN Jemput Napi Tanjung Gusta Pemilik 11 Kg Sabu-sabu

BACA JUGA :  Duh Dek, Umur 14 Tahun Sudah Jadi Bandar narkoba

Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti menyatakan, rehabilitasi yang dilakukan instansinya tidak asal-asalan. Tetapi melalui proses diagnosis pada pengguna narkoba.

BACA JUGA: BNN Ringkus Dua Sopir Truk Pembawa Sabu

Dari diagnosis tersebut, mereka dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama, pengguna dengan kecanduan parah.

''Kedua, pengguna kategori coba-coba,'' ujar mantan Kasubbaghumas Polrestabes Surabaya itu.

BACA JUGA: BNN dan BNNP Jatim Tangkap Jaringan Aldo Sampang

BACA JUGA : Bandar Narkoba Bergumul dengan Polisi di Dalam Mobil, Dor!

Ke mana mereka akan direhabilitasi? Suparti menjelaskan, jika masuk kategori pertama, orang itu akan dikirim ke rumah sakit jiwa (RSJ).

Rumah sakit jiwa yang selama ini menjadi mitra BNNK ada dua. Yakni, RSJ Menur dan RSJ Malang. ''Kalau untuk kategori dua, kami lakukan terapi di tempat-tempat rehabilitasi di Surabaya,'' jelasnya.

BACA JUGA : Bandar Narkoba Divonis Bebas, Putusan Hakim Harus Diselidiki KY dan MA

Suparti mengatakan, tidak semua yang terjaring razia langsung direhabilitasi. BNNK tetap melakukan sejumlah tindakan sesuai prosedur.

Misalnya, melakukan assessment atau pemeriksaan lanjutan. Jika BNNK tidak menemukan adanya indikasi keterlibatan dengan jaringan narkoba, mereka mendapatkan rekomendasi untuk direhab.

Namun, jika ditemukan adanya unsur keterkaitan dengan jaringan peredaran narkoba, BNNK menerapkan sanksi pidana.

Menurut Suparti, dari 32 orang yang direhabilitasi, 24 orang di antaranya terjaring razia melalui tes urine.

''Sebagian besar kami dapat dari kawasan Surabaya Timur. Kebanyakan terjaring di warung-warung kopi,'' papar mantan Kapolsek Asemrowo itu.

BACA JUGA : Buronan Pembunuh Bandar Narkoba Ditangkap Saat Jenguk Keluarga

Dari hasil analisis dan evaluasi BNNK selama ini, warung kopi memang menjadi tempat favorit berkumpulnya pengguna narkoba.

''Mulanya kumpul di warung kopi. Dari situ ajakan menggunakan narkoba muncul,'' ucapnya.

Karena itu, BNNK kini rajin melakukan tes urine di warung kopi. ''Selain warung kopi, sekolah target razia kami,'' tambahnya.

Operasi biasanya dilangsungkan di sekolah karena ada laporan dari guru. Pengajar kadang berkoordinasi dengan BNNK ketika melihat keanehan pada siswanya.

Misalnya, sering bolos, malas, hingga kerap membuat kegaduhan di sekolah. ''Begitu ada laporan seperti itu, kami bergerak,'' kata Suparti.

Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) membuat ruang gerak BNNK terbatas. Mereka sulit melakukan tes urine ke seluruh sekolah di Surabaya.

Kini hanya enam sekolah yang menjadi target tes urine. BNNK sendiri saat ini lebih memfokuskan razia dan tes urine ke warung-warung kopi.

Terkait dengan rehabilitasi, Suparti mengharapkan dukungan sejumlah pihak. Terutama Pemerintah Kota Surabaya. Sebab, banyak persoalan sosial terkait dengan pengguna yang seharusnya menjalani rehabilitasi. (den/c15/gun/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gagal Awasi Bandar Narkoba, Dirjen PAS Diminta Diganti


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler