BNP2TKI Harus Tanggungjawab kepada Presiden

Selasa, 21 Juni 2011 – 11:32 WIB
JAKARTA - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) diminta untuk bertanggungjawab kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait pemancungan Ruyati, Sabtu (18/6), di Arab SaudiKetua Fraksi Partai Demokrat (F-PD) Saan Mustofa mengakui, pihaknya sudah mendatangi keluarga Ruyati, pada Minggu (19/6), atau sehari setelah kejadian pemancungan

BACA JUGA: Soal Nazaruddin, PD Berserah Sepenuhnya kepada KPK

Dalam kesempatan itu, Saan mengaku mendapatkan cerita yang jelas dari pihak keluarga.

"Memang kejadiannya mulai Januari 2010
Keluarga sudah berupaya maksimal, agar Bu Ruyati bisa mendapat bantuan hukum

BACA JUGA: Soal Pemancungan Ruyati, Demokrat Bela Presiden

Tapi, jawaban yang selalu didapati keluarga dari BNP2TKI adalah 'lagi diproses', 'lagi diproses'
Sampai terjadi pemancungan, keluarga tidak mendapatkan jawaban apapun dari BNP2TKI dan Kementerian Luar Negeri," ungkap Saan, Selasa (21/6), di Jakarta.

"Ini murni karena kelalaian BNP2TKI

BACA JUGA: PDIP Sudah Dua Kali Panggil Wayan Koster

Karena laporan tidak ditanggapi dengan respon yang baikSensitivitas BNP2TKI dalam menanggapi laporan masih kurang," kata Saan lagiLebih jauh, ia mengungkapkan bahwa memang, BNP2TKI kalau (menghadapi) masalah yang tidak mencuat, enggan menanggapinya"Kalau sudah mencuat, baru ditanggapi," katanya.

Menurut Saan pula, Presiden SBY sendiri sudah berkomitmen terhadap perlindungan TKI, hingga dibentuklah BNP2TKI"Tapi, tidak diiringi dengan kinerja yang baik oleh lembaga ituHarusnya BNP2TKI mampu mewujudkan komitmen Presiden terhadap masalah TKI," katanya.

Maka dari itu, Saan menegaskan, perlu diminta pertanggungjawaban dari BNP2TKI, sebagai bentuk kelalaian terhadap masalah TKI"Ini kan untuk yang mencuat sajaPadahal, masih banyak masalah di luar sana, yang tidak kita ketahui," tegas Saan, yang juga menyebut bahwa hal ini bukan karena masalah lemahnya diplomasi.

Apakah itu berarti Kepala BNP2TKI perlu diganti, misalnya? "Itu nanti perlu pertanggungjawaban kepada Presiden," tegas Saan lagi.

Seperti diketahui, Ruyati akhirnya meninggal setelah dihukum pancung pemerintah Arab Saudi, Sabtu (18/6), setelah diadili lantaran membunuh majikannyaSayangnya, pemancungan itu tak diketahui oleh satu pun unsur pemerintah Indonesia di Arab Saudi(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Minta Jenazah Ruyati Dibawa Pulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler