BACA JUGA: Soal Nazaruddin, PD Berserah Sepenuhnya kepada KPK
Dalam kesempatan itu, Saan mengaku mendapatkan cerita yang jelas dari pihak keluarga."Memang kejadiannya mulai Januari 2010
BACA JUGA: Soal Pemancungan Ruyati, Demokrat Bela Presiden
Tapi, jawaban yang selalu didapati keluarga dari BNP2TKI adalah 'lagi diproses', 'lagi diproses'"Ini murni karena kelalaian BNP2TKI
BACA JUGA: PDIP Sudah Dua Kali Panggil Wayan Koster
Karena laporan tidak ditanggapi dengan respon yang baikSensitivitas BNP2TKI dalam menanggapi laporan masih kurang," kata Saan lagiLebih jauh, ia mengungkapkan bahwa memang, BNP2TKI kalau (menghadapi) masalah yang tidak mencuat, enggan menanggapinya"Kalau sudah mencuat, baru ditanggapi," katanya.Menurut Saan pula, Presiden SBY sendiri sudah berkomitmen terhadap perlindungan TKI, hingga dibentuklah BNP2TKI"Tapi, tidak diiringi dengan kinerja yang baik oleh lembaga ituHarusnya BNP2TKI mampu mewujudkan komitmen Presiden terhadap masalah TKI," katanya.
Maka dari itu, Saan menegaskan, perlu diminta pertanggungjawaban dari BNP2TKI, sebagai bentuk kelalaian terhadap masalah TKI"Ini kan untuk yang mencuat sajaPadahal, masih banyak masalah di luar sana, yang tidak kita ketahui," tegas Saan, yang juga menyebut bahwa hal ini bukan karena masalah lemahnya diplomasi.
Apakah itu berarti Kepala BNP2TKI perlu diganti, misalnya? "Itu nanti perlu pertanggungjawaban kepada Presiden," tegas Saan lagi.
Seperti diketahui, Ruyati akhirnya meninggal setelah dihukum pancung pemerintah Arab Saudi, Sabtu (18/6), setelah diadili lantaran membunuh majikannyaSayangnya, pemancungan itu tak diketahui oleh satu pun unsur pemerintah Indonesia di Arab Saudi(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Minta Jenazah Ruyati Dibawa Pulang
Redaktur : Tim Redaksi