jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Darurat Ekologi, Yuk...Kenalilah
Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan Indonesia tengah menghadapi kondisi darurat ekologi. Pasalnya, luas lahan kritis kini telah mencapai 24,3 juta hektare.
BACA JUGA: Indonesia Dilanda 2.057 Bencana Sepanjang 2017
“Laju kerusakan hutan rata-rata 750 ribu hektare per tahun. Sementara kemampuan pemerintah melakukan rehabilitasi hutan dan lahan rata-rata 250 ribu hektare per tahun,” ujar Sutopo di Jakarta, Senin (20/11).
Untuk itu, Sutopo meminta masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir selalu waspada terhadap ancaman yang ada. Apalagi diperkirakan puncak hujan akan tiba Januari 2018 mendatang.
BACA JUGA: Ribuan Rumah di Sejumlah Daerah Terendam Banjir
"Seperti masyarakat di sepanjang pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa, Kalimantan dan daerah lainnya, harus waspada terhadap ancaman banjir. Begitu juga masyarakat yang bermukim di daerah rawan longsor di perbukitan, pegunungan atau tebing dan lereng, hendaknya waspada dari ancaman longsor," ucapnya.
Sutopo mengajak seluruh lapisan masyarakat mengenali lingkungan sekitarnya dengan baik. Jika mendapati di bagian hulu atau di daerahnya hujan cukup deras, hendaknya semakin meningkatkan kewaspadaan.
BACA JUGA: Status Awas Gunung Agung Diturunkan Jadi Siaga
"Awasi anak-anak bermain saat banjir. Seringkali saat musibah anak-anak hanyut ketika bermain air banjir yang kemudian terseret arus sungai atau banjir," katanya.
Masyarakat kata Sutopo, juga perlu melakukan pemantauan lingkungan sekitar akan tanda-tanda longsor seperti retakan, amblesan tanah, mata air berubah keruh, tiang listrik atau pohon menjadi miring, dan tanda-tanda lainnya.
"Peta rawan banjir dapat diakses di lama BNPB. Begitu juga peta rawan longsor dapat diakses di laman Badan Geologi. Prediksi cuaca dapat diperoleh dari BMKG. Hendaknya peta dan informasi tersebut dijadikan dasar bagi pemda dan aparat untuk memberikan informasi, sosialisasi dan peringatan dini kepada masyarakat," pungkas Sutopo.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerugian Ekonomi Akibat Gunung Agung Rp 2 Triliun
Redaktur & Reporter : Ken Girsang